BPBD Kalbar Sebut Ada Potensi Longsor Susulan di Tengkajau Melawi, Warga Diminta Siaga
Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar, Daniel saat menyampaikan imbauan waspada longsor susulan di Kabupaten Melawi (Foto: DOK ANTARA)

Bagikan:

PONTIANAK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provisi Kalimantan Barat mengimbau warga di Desa Tengkajau, Kabupaten Melawi untuk mewaspadai bencana longsor susulan jika intensitas hujan semakin tinggi dan lama.

"Kami mengimbau warga Desa Tengkajau tetap waspada dengan tanah longsor susulan jika intensitas hujan semakin lama. Tidak usah panik dan tetap siaga salah satunya menyiapkan dokumen penting keluarga agar tidak tercecer pada saat menyelamatkan diri," ujar Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar Daniel di Pontianak, dikutip dari Antara, Selasa, 13 Juni. 

Dari laporan di lapangan, pada Minggu (11/6) terjadi hujan deras. Kemudian pada Senin (12/6) pukul 14.00 WIB, terjadi longsor di Desa Tengkajau, Kecamatan Pinoh, Kabupaten Melawi . Informasi  mengenai laporan kejadian tersebut baru diterimanya pada pukul 21.10 WIB di hari yang sama.

Dari kejadian tersebut berdampak pada terputusnya akses jalan darat antar dusun di Desa Tengkajau, rusaknya tangga satu rumah warga untuk naik ke daratan dari Sungai Melawi dan rusaknya tanaman kebun warga.

"Ada 36 kepala keluarga terdampak dari bencana longsor di Melawi. Bersyukur kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Saat ini, kebutuhan mendesak warga berupa perbaikan jalan desa, pembuatan tanggul penahan tanah dan perbaikan pagar warga," kata dia.

Penting untuk diketahui menurutnya yakni tanda akan terjadi tanah longsor. Kemudian masyarakat hendaknya peka dengan terhadap keadaan sekitarnya.

Dia menyebut tanda alami akan terjadi tanah longsor yakni tebing tanah sudah banyak rapuh dan kerikil sudah banyak berjatuhan. Selanjutnya ada retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Retakan muncul biasanya setelah hujan.

Selain itu, halaman atau lantai rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah yang besar, munculnya mata air secara tiba-tiba, tiang listrik dan atau pohon miring, jendela dan pintu rumah secara tiba-tiba susah dibuka dan tidak ada genangan air di tanah setelah hujan.

"Jika dijumpai tanda-tanda alami seperti itu, masyarakat segera berkoordinasi dengan pemerintah desa atau kecamatan serta saling mengingatkan sesama warga supaya bersiap - siap untuk menyelamatkan diri secara mandiri," kata dia mengingatkan.

Selain itu, jika di desa itu ada kelompok rentan seperti orang lanjut usia (lansia), orang sakit, disabilitas, ibu hamil dan anak-anak maka harus diprioritaskan untuk dievakuasi.