JAKARTA - Mayoritas warga Jerman tidak menyetujui rencana untuk menempatkan rudal jarak jauh AS di negara tersebut dan mungkin ingin memprotes langkah itu, kata Ralph Niemeyer, ketua Dewan Konstitusi dan Kedaulatan Jerman.
Pentagon sebelumnya mengatakan mulai tahun 2026, AS akan mulai melakukan penempatan secara bertahap senjata jarak jauh di Jerman sebagai bagian dari perencanaan untuk penempatan permanen senjata ini di masa depan.
Senjata jarak jauh itu termasuk SM-6, Tomahawk, dan rudal hipersonik yang sedang dikembangkan.
"Kami sepenuhnya menentang hal ini sebagai sebuah organisasi, namun mayoritas warga negara Jerman juga sangat menentang penempatan rudal apa pun," kata Niemeyer dilansir ANTARA dari Sputnik-OANA, Jumat, 26 Juli.
Survei yang diterbitkan oleh majalah Stern pada 16 Juli menunjukkan 47 persen warga Jerman khawatir bahwa penempatan rudal AS akan meningkatkan risiko perang antara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Rusia, sementara hanya 17 persen yang mengatakan tidak akan terjadi peperangan.
BACA JUGA:
Niemeyer mengatakan diskusi serupa mengenai penempatan rudal terjadi pada awal 1980-an dan menyarankan bahwa langkah ini dapat merusak citra publik Kanselir Olaf Scholz.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan kepada media selama akhir pekan bahwa terlalu "naif" bagi Jerman untuk mengatakan "tidak" pada apa yang dia gambarkan sebagai peningkatan penangkalan dan senjata tambahan.