JAKARTA - Pegiat media sosial, Denny Siregar menyindir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah.
Sindiran itu disampaikan Denny Siregar lewat akun Twitternya, Sabtu, 27 Februari.
"Makin kesini, uang yang dikorupsi makin kecil aja... Gak sebanding ma resikonya," cuit Denny Siregar
Beberapa menit kemudian, Denny kembali berkicau dengan sindiran yang lebih pedas. Bahkan KPK dibandingkan dengan kinerja Kejaksaan Agung.
"Kenapa @KPK_RI kalo nangkep cuman dapet ikan teri, tapi kalau @KejaksaanRI selalu nangkep ikan paus?," katanya.
"Karena @KPK_RI dari dulu bisanya cuman nyadap2 doang, trus OTT. Beritanya yg digedein. Gak sanggup kembangkan kasus korupsi yang canggih. Komisi Penyadapan Korupsi, tepatnya," sambung Denny dalam Twitternya.
BACA JUGA:
Bahkan, Denny juga menyinggung soal kinerja KPK yang tak sebanding dengan biaya operasionalnya.
"Anggaran operasional @KPK_RI disetujui Rp 1,3 triliun atau seribu tiga ratus milyar rupiah. Dapetnya kasus 1 milyar, 2 milyar. Kapan balik modalnya??," katanya.
Sebelumnya Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan ada uang tunai yang diamankan dalam OTT ini. Ketua KPK menegaskan proses hukum tetap menjunjung asas praduga tak bersalah.
"Penegakan hukum harus juga menjunjung tinggi HAM, asas praduga tak bersalah juga harus kita hormati. KPK akan umumkan tersangka setelah pemeriksaan saksi dan tersangka selesai. Nanti kita hadirkan saat konferensi pers," ujar Firli kepada wartawan, Sabtu, 27 Februari.
Tim KPK langsung memeriksa keenam orang tersebut. Dalam waktu 1x24 jam akan ditentukan status hukum Nurdin Abdullah bersama orang lainnya yang ditangkap KPK pada Jumat, 26 Februari malam.
“Pihak-pihak yang diamankan telah sampai Jakarta dan sekitar jam 09.45 WIB tiba di gedung Merah Putih KPK,” Plt Juru Bicara Bidang Penindakan KPK Ali Fikri.