Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Rusia kembali memperingatkan Barat pada Hari Selasa, Moskow akan bereaksi tegas jika Amerika Serikat dan Uni Eropa menyita aset-aset Rusia senilai ratusan miliar dolar.

Uni Eropa pada Hari Senin mengadopsi sebuah undang-undang untuk menyisihkan keuntungan tak terduga yang didapat dari aset-aset bank sentral Rusia yang dibekukan, langkah konkret pertama menuju tujuan blok tersebut untuk menggunakan uang tersebut untuk membiayai rekonstruksi Ukraina.

"Ini adalah pencurian: Ini adalah perampasan sesuatu yang bukan milik Anda," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada radio Sputnik, seperti melansir Reuters dari TASS 13 Februari.

Lebih lanjut Zakharova mengatakan, tanggapan dari Moskow akan "sangat keras" karena Rusia merasa mereka pada dasarnya berurusan dengan pencuri.

"Mengingat negara kami telah mengkualifikasikan hal ini sebagai pencurian, maka sikap kami adalah terhadap para pencuri," kata Zakharova.

"Bukan sebagai manipulator politik, bukan sebagai ahli teknologi yang berlebihan, tetapi sebagai pencuri," tegasnya.

Sebelumnya, Amerika Serikat dan sekutu melarang transaksi dengan bank sentral dan Kementerian Keuangan Rusia, memblokir aset Moskow sekitar 300 miliar dolar AS di Barat, usai Presiden Vladimir Putin mengerahkan pasukannya dalam operasi militer khusus ke Ukraina pada Februari 2022.

Bank sentral Rusia belum memberikan rincian rinci mengenai apa yang dibekukan, namun gambaran kasarnya dapat diperoleh dari dokumen yang merinci kepemilikan Rusia pada awal tahun 2022. Aset ini tersebar dalam bentuk euro, dolar AS, pound Inggris, yen Jepang, dolar Kanada, dolar Australia, dolar Singapura dan franc Swiss.

Rusia telah mengatakan, jika propertinya disita maka mereka akan menyita aset-aset AS, Eropa, dan lainnya sebagai tanggapan. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, setiap upaya untuk mengambil aset Rusia akan menimbulkan tantangan hukum selama bertahun-tahun dari Rusia.

"Tentu saja, Federasi Rusia akan menentang keputusan tersebut, kami akan melindungi kepentingan dan aset kami yang disita secara ilegal," tegas Peskov.

Akhir tahun lalu, Peskov memperingatkan negara-negara Barat, mereka memiliki daftar aset Amerika Serikat, Eropa dan lainnya yang akan disita, jika para pemimpin negara G7 memutuskan untuk melanjutkan dan menyita 300 miliar dolar AS dana cadangan bank sentral Rusia yang dibekukan.