Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan tidak akan menghentikan pertukaran tawanan perang (POW) dengan Ukraina, meski sempat ada kekhawatiran usai peristiwa jatuhnya pesawat pengangkut tawanan perang pekan lalu di kawasan Belgorod.

Pekan lalu, militer Rusia mengatakan pesawat angkut militer Ilyushin Il-76 telah ditembak jatuh oleh Ukraina di wilayah barat Belgorod. Pesawat itu dikatakan membawa 65 POW, beserta enam awak kapal dan tiga pengawal. Seluruhnya tewas.

Rusia belum memberikan bukti kuat atas klaimnya. Sedangkan Kyiv mempertanyakan klaim Moskow bahwa POW Ukraina berada di pesawat yang jatuh.

Presiden Putin memastikan, itu tidak akan membuat Rusia menghentikan pertukaran tawanan perang.

"Apakah ini akan menghentikan pertukaran atau tidak? Kami tidak akan menghentikan pertukaran. Kami harus membawa pulang orang-orang kami sendiri," katanya, dilansir dari TASS 1 Februari.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, jatuhnya pesawat angkut militer tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran Kyiv akan mengambil keuntungan dan menghentikan pertukaran tawanan

"Pemindahan tahanan seharusnya dilakukan pada 24 Januari, namun diganggu oleh rezim Zelensky, yang memerintahkan untuk menjatuhkan pesawat angkut militer Ilyushin-76 yang membawa militer Ukraina untuk pertukaran. Tragedi tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa Kyiv akan melakukan hal yang sama. Menggunakan situasi ini untuk menunda pertukaran tersebut tanpa batas waktu atau mengabaikannya sama sekali. Kami dapat menyatakan bahwa hal ini tidak terjadi," urainya.

Diketahui, Rusia dan Ukraina kembali melakukan pertukaran tawanan perang. Militer Rusia mengatakan masing-masing pihak memulangkan 195 tentara pada Hari Rabu. Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan 207 tentara Ukraina telah dikembalikan.

Dalam pernyataan singkatnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pertukaran itu selesai setelah negosiasi.

"Personel militer yang dibebaskan akan diangkut dengan pesawat angkut militer ke Moskow untuk perawatan dan rehabilitasi," katanya, dilansir dari BBC.

"Semua mereka yang dibebaskan diberikan bantuan medis dan psikologis yang diperlukan," lanjut pernyataan itu.

Sementara itu, Presiden Zelensky menulis dalam sebuah unggahan di media sosial: "Rakyat kami telah kembali. Ada 207 orang. Kami memulangkan mereka apa pun yang terjadi.

"Kami mengingat setiap warga Ukraina yang ditawan. Baik pejuang maupun warga sipil. Kami harus memulangkan mereka semua," katanya, seraya berterima kasih kepada pejabat tinggi keamanan Ukraina yang memungkinkan terjadinya pertukaran terbaru ini.

Pertukaran itu dirahasiakan sampai hal itu terjadi, demi keamanan. Ukraina mengonfirmasi Uni Emirat Arab terlibat sebagai mediator.