Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 dari Anies, Prabowo Terluka Dalam?
Capres pRabowo Subianto/DOK Instagram @prabowo

Bagikan:

JAKARTA - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto masih selalu mengungkit penilaian yang diberikan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan terhadap kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan kala berkunjung ke daerah. Diketahui, Anies memberikan nilai 11 dari 100 atas kinerja Prabowo sebagai Menhan dalam debat pada 7 Januari lalu. 

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid membantah Prabowo terluka dengan penilaian Anies. Menurutnya, Prabowo selalu mengungkit lantaran agar rakyat tahu jika Anies tidak dalam kapasitasnya menilai kinerja Menhan. 

"Bukan masalah dalam nggak dalam ya. Menurut saya karena memang tidak ada kapasitas orang yang berhak kasih nilai tapi kasih nilai," ujar Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa, 30 Januari. 

Nusron lantas menyindir Anies lebih pantas menilai lomba pidato ketimbang menilai kinerja seorang menteri pertahanan. Sebab, mantan gubernur DKI Jakarta itu dinilai tak paham soal konsep pertahanan. 

"Guru Bahasa Indonesia menilai tentang pelajaran kimia atau fisika ya nggak paham tentang apa yang dinilai. Kalo ada lomba pidato pak Anies suruh jadi juri, suruh menilai mungkin dia pas kasih nilai karena dia ahli pidato," kata Nusron. 

"Jangankan dia tahu tentang konsep pertahanan, jangan-jangan itu baris berbaris tentara saja sama konsep pegang senjata aja belom pernah. Apalagi tahu senjata yang baik, mana yang tidak karena memang bukan bidangnya," sambung anggota DPR dari Partai Golkar itu. 

 

Nusron tak menampik jika pada debat kelima mendatang, Prabowo masih mengungkit soal penilaian jeblok tersebut. Menurutnya, agar rakyat selaku ingat Anies pernah 'sok tahu' mengenai kinerja orang. 

"Iya, supaya rakyat tahu bahwa ada orang calon pemimpin di Indonesia yang tidak punya kapasitas untuk menilai melakukan penilaian dan penilaiannya sembarangan ya. Artinya kalo jadi pemimpin ini berbahaya jangan-jangan dia menilai orang menilai petani ya kan produktivitas petani karena dia nggak tahu asal kasih nilai ke petani. Nah nanti petaninya tidak suka kan repot," kata Nusron.