Bagikan:

JAKARTA - Peristiwa gagal mesin armada Boeing 777-200 milik United Airlines Flight 328 di Denver, Amerika Serikat akhir pekan lalu berbuntut panjang. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat mempertimbangkan inspeksi mesin yang lebih ketat.

Melansir Reuters, FAA akan melakukan inspeksi segera terhadap pesawat Boeing 777 yang menggunakan mesin Pratt Whitney PW4000, sebelum mengizinkan pesawat jenis tersebut mengangksa kembali.

"Operator harus melakukan pemeriksaan gambar akustik termal dari bilah kipas titanium besar yang terletak di bagian depan setiap mesin," kata FAA.

"Berdasarkan hasil awal saat kami menerimanya, serta data lain yang diperoleh dari penyelidikan yang sedang berlangsung, FAA dapat merevisi arahan ini untuk menetapkan interval baru untuk pemeriksaan ini atau pemeriksaan berikutnya," lanjut FAA.

Sementara itu, Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat mengatakan, bilah kipas yang retak dari mesin United Flight 328 yang terbakar konsisten dengan kelelahan logam.

Diketahui, mesin yang digunakan pada Boeing 777 berusia 26 tahun dalam insiden di Denver adalah PW4000. Mesin digunakan pada 128 pesawat, atau kurang dari 10% dari armada global lebih dari 1.600 mengirimkan 777 jet berbadan lebar.

Pada Maret 2019, setelah kegagalan mesin United Airlines tahun 2018 yang disebabkan oleh kelelahan bilah kipas,FAA memerintahkan inspeksi setiap 6.500 siklus. Siklus adalah satu kali lepas landas dan mendarat.

Sebuah maskapai penerbangan biasanya akan mengakumulasi 1.000 siklus setiap 10 bulan pada 777, menurut sumber industri yang mengetahui masalah tersebut.

Seorang juru bicara Pratt, yang dimiliki oleh Raytheon Technologies, mengatakan bilah kipas perlu dikirim ke stasiun perbaikannya di East Hartford, Connecticut, untuk pemeriksaan baru, termasuk dari maskapai penerbangan di Jepang dan Korea Selatan.

FAA menghabiskan dua hari terakhir membahas sejauh mana persyaratan inspeksi, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. Pada Hari Senin, FAA mengakui bahwa setelah insiden mesin Japan Airlines pada Bulan Desember 2020, mereka telah mempertimbangkan untuk meningkatkan inspeksi bilah.