Bagikan:

JAKARTA - Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi mengumumkan, Kepolisian Yangon mengabaikan laporan atas dugaan pelanggaran hukum dalam penggerebekan markas NLD pada 9 Februari lalu.

Ada dua lokasi markas NLD yang digerebek oleh personel militer Myanmar yang melakukan kudeta 1 Februari, yakni markas besar NLD di Shwe Gone Daing, Kotapraja Bahan dan kantor Komite Eksekutif di Kotapraja Tamwe.

"NLD membuat laporan polisi terkait dugaan pelanggaran hukum dalam penyerbuan ini pada 10 Februari. Laporan diterima (polisi), tetapi belum ada penyelidikan yang dilakukan," kata anggota Parlemen Myanmar terpilih dari NLD U Soe Lay melansir The Irrawaddy.

Ia menambahkan, pihaknya akan mengambil langkah hukum lebih lanjut terkait laporan yang dibuat, meski polisi berusaha mengabaikan kejadian penyerbuan kantor partai Aung San Suu Kyi tersebut.

Sementara itu, pengacara U Kyi Win mengecam sikap polisi yang mengabaikan laporan dugaan pelanggaran hukum, dalam penggerebekan kantor NLD oleh militer Myanmar.

"Itu tidak benar. Polisi Myanmar tidak mengikuti prosedur mereka,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, militer Myanmar menggerebek markas besar dan kantor komite eksekutif Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi, di dua lokasi terpisah pada 9 Februari. Ini berbarengan dengan pemberlakuan jam malam.

Menyusul aksi unjuk rasa menentang kudeta yang kian meluas di Myanmar, Junta Militer mengumumkan pemberlakukan jam malam, mulai pukul 8 malam sampai jam 4 pagi, serta melarang pertemuan lebih dari lima orang.  

Tepat pukul 10 malam, personel militer Myanmar bergerak ke dua lokasi kantor, yakni markas besar NLD di Shwe Gone Daing, Kotapraja Bahan dan kantor Komite Eksekutif di Kotapraja Tamwe.

Tiba di lokasi tujuan, militer Myanmar masuk ke dalam kantor partai dengan cara mendobrak pintu. Tidak dijelaskan apakah ada anggota partai yang ditahan dalam penyerbuan ini dan berapa lama penyerbuan berlangsung. Namun, militer Myanmar diketahui mengambil berbagai barang-barang penting milik partai.

"Militer menyita properti dari kantor, termasuk dokumen dan hard disk komputer. Kami mengutuk keras tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh militer ini," kata anggota Komite Informasi Pusat NLD U Kyi Toe.