Gegara Saham Tesla Boncos, Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya di Dunia
CEO Tesla, Elon Musk. (Foto: Instagram @elonmusk)

Bagikan:

JAKARTA - Miliarder pemilik usaha mobil listrik kenamaan Tesla Elon R.Musk harus rela tergusur dari daftar puncak orang terkaya di dunia setelah hartanya tergerus sebesar 3,56 miliar dolar AS menjadi 180 miliar dolar AS. Laporan tersebut dikutip dari Bloomberg Billionaires Index, edisi hari ini Rabu, 24 Februari.

Posisi puncak yang sebelumnya ditempati Elon Musk, kembali ditempati oleh bos Amazon Jeff Bezos yang disebutkan mempunyai kekayaan sebesar 187 miliar dolar AS.

Lebih lanjut, menyusutnya harta Elon Musk disinyalir akibat jatuhnya saham Tesla sebesar 20 persen sejak awal tahun lalu, atau setara dengan 880 juta dolar AS. Kondisi ini seakan menjadi antiklimaks dari sejumlah keuntungan yang dia raup selama ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, Elon Musk diketahui telah membeli bitcoin senilai 1,5 miliar dolar AS. Aksi tersebut dimaksudkan sebagai langkah pengamanan atas rencana Tesla yang mengijinkan konsumen membeli produk mobil listrik perusahaan dengan mata uang crypto.

Alhasil, harga bitcoin menjadi selangit karena terpengaruh aksi beli bos Tesla. VOI mencatat, pekan lalu mata uang kripto ini menyentuh angka 54 ribu dollar AS atau setara Rp765 juta perkoin.

Di pekan ini, bitcoin nyaris menembus angka 58 ribu dollar AS atau Rp821 juta perkeping (kurs Rp14.000).

Belakangan, harga jual bitcoin anjlok menjadi kurang dari 48 ribu dolar akibat sikap konservatif otoritas di Amerika yang menyebut bahwa alat tukar digital itu dianggap tidak lebih baik dari uang konvensional.

Melalui Menteri Keuangan AS Janet Yellen, negara adidaya itu memberi peringatan atas efek buruk bitcoin untuk investor dan kalangan umum.

Yellen mengungkapkan stabilitas dan legitimasi bitcoin masih dipertanyakan. Dia meragukan mata uang kripto itu sebagai instrumen aman dalam transaksi.

“Saya tidak berpikir bahwa bitcoin akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi,” ujar Yellen.

Dia menambahkan bahwa mata uang kripto kerap digunakan untuk transaksi ilegal. Yellen juga mengatakan jika bitcoin tidak efisien untuk dijadikan sebagai alat transaksi.

“Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk keuangan gelap (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan,” tegasnya.

Pandangan Yellen tersebut diyakini menjadi musabab saham Tesla tergerus cukup dalam saat ini.