Vaksinasi di Pasar Tanah Abang Timbulkan Kerumunan, Wagub DKI Minta Panitia Atur Jam Giliran
Kerumunan vaksinasi di Tanah Abang (Foto: Twitter @RadioElshinta)

Bagikan:

JAKARTA - Kepolisian membubarkan vaksinasi dengan sasaran pedagang di Pasar Tanah Abang pada hari ini. Pembubaran vaksinasi COVID-19 di Lantai 8 dan 12 Blok A Tanah Abang ini karena timbulkan kerumunan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membenarkan hal tersebut. Agar kerumunan tak terjadi lagi, Riza meminta panitia pelaksana untuk membenahi teknis penyelenggaraan vaksinasi.

"Ke depan, kita minta panitia yang menyelenggarakan vaksin di Pasar Tanah Abang agar mengatur secara teknis dan detail," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Februari.

Sebagai contoh, panitia bisa membagikan jadwal penyuntikan vaksin dengan memberi detail pembagian jam pelaksanaan vaksin.

"Jangan sekedar dibagikan kupon hari dan tanggalnya saja. Tapi jam diatur, umpamanya jam 8 sampai 9, jam 9 sampai 10, sehingga tidak terjadi kerumunan," ujarnya.

Riza memandang, permasalahan pengaturan teknis program vaksinasi sebenarnya Merupakan kendala yang sederhana. Namun, hal ini mesti ada perhatian teknis yang menyeluruh.

"Saya kira ini masalah yang sangat sederhana sesungguhnya, tapi tidak boleh dianggap enteng. Membagikan kupon harus diatur kapasitasnya, jumlahnya, waktunya, dibagi, tidak jam buka sampai jam tutup. Tapi dibagi berapa gelombang dan sebagainya," jelas dia.

Sebagai informasi, mulanya pelaksanaan vaksinasi di Pasar Tanah Abang pada hari ini berjalan dengan tertib sejak pagi. Namun, beberapa waktu kemudian, antrean calon penerima vaksin semakin panjang hingga berdesak-desakan.

"Banyak pedagang datang tidak sesuai jadwal dan menyebabkan antrean tidak sesuai protokol kesehatan. Awalnya kami imbau jaga jarak. Tapi diimbau juga tetap tidak menjaga jarak," kata Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Singgih Hermawan.

Akhirnya polisi koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan diputuskan untuj dihentikan. Sebab, menurut Singgih, para pedagang yang sudah tidak dapat mengikuti arahan petugas terkait penerapan protokol kesehatan.

"Para tenaga kesehatan sudah pulang, sudah sepakat dihentikan. Ini karena para pedagang tidak teratur lagi," ungkapnya.