JAKARTA - Keluarga sandera dan pengunjuk rasa memblokir lalu lintas di luar kediaman pribadi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Jalan Azza, Yerusalem pada Minggu malam, menuntut pemerintah mencapai kesepakatan untuk memastikan kembalinya sandera yang tersisa di tawanan Hamas.
Diselenggarakan oleh Forum Sandera dan Keluarga Hilang, demonstrasi tersebut berjalan dengan baik, berupaya untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah atas kehidupan para sandera sambil menghindari kecaman langsung.
Awalnya hanya diikuti oleh segelintir pengunjuk rasa, jumlah massa pengunjuk rasa dengan cepat bertambah, berkumpul di sekitar lingkaran genderang yang ramai, melambaikan poster dengan wajah dan nama orang-orang yang masih disandera Hamas, sambil berteriak: "Kabinet bertanggung jawab atas nyawa para sandera!" seperti melansir The Times of Israel 22 Januari.
Orin Gantz, ibu dari Eden Zacharia (28) yang diculik dan dibunuh di tahanan Hamas, mendesak perdana menteri dan kabinet perang untuk "menyerah pada ego."
"Putri saya tidak meninggal begitu saja, dia meninggal dalam pengawasan kami," ungkapnya.
"Bibi Netanyahu, kami percaya padamu. Tidak ada orang lain yang bisa (memulangkan sandera)," lanjutnya.
"Seratus tujuh hari. Mereka tidak punya waktu. Di penahanan, tidak ada hari esok. Saya tahu itu karena saya menerima mayat," tandasnya.
Sedangkan Gilad Korngold, ayah dari Tal Shoham yang diculik dari Kibbutz Be’eri dan masih ditahan di Gaza, memberikan pidato yang berapi-api di depan massa. Wanita dan anak-anak dalam keluarga Shoham, yang juga diculik, dibebaskan pada akhir November sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat antara Hamas dan Israel.
"Saya tinggal di (daerah perbatasan) Gaza. Saya mengerti persis apa yang terjadi," serunya.
"Saya bepergian di (daerah perbatasan) Gaza yang kosong, tidak ada pesawat di angkasa. Perang seperti dulu tidak berlanjut, dan mereka berjanji kepada kami bahwa perang ini akan membebaskan para sandera," sambungnya.
Sementara, Shay Binyamin, putri Ron Binyamin (53) yang diculik ke Gaza saat bersepeda pada tanggal 7 Oktober di dekat Kibbutz Be'eri mengatakan, dia muak dengan memohon kepada pemerintah agar para sandera dikembalikan, dan sekarang menuntut kesepakatan.
"Sepanjang waktu kita mendengar tentang lebih banyak korban penculikan yang dibunuh seolah-olah kita berada dalam rolet Rusia. Saya tidak sabar menunggu setiap hari untuk mendengar sandera mana yang telah dieksekusi," geramnya.
Adapun Jon Polin, ayah dari sandera Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin, yang diculik oleh Hamas, menyoroti kegagalan pemerintah dan perdana menteri dalam melindungi warga negaranya pada tanggal 7 Oktober, ketika ribuan teroris dari Gaza melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap Israel selatan.
"Kita semua sebagai warga negara punya kontrak dengan negara," kata Polin.
"Sebagai imbalan atas pelayanan dan pajak kami, kami berharap pemerintah menjaga kami tetap aman, tetapi pemerintah serta perdana menteri ini telah mengecewakan kami," kritiknya.
Goldberg-Polin diculik saat berkemah bersama temannya di kawasan perbatasan Gaza. Keduanya berhenti di festival musik Supernova dekat Re'im, dan diserang oleh Hamas bersama pengunjung pesta lainnya pada pagi hari tanggal 7 Oktober. Sekitar 360 orang dibantai.
Terakhir kali Polin dan istrinya, Rachel Goldberg, melihat putra mereka ada di video, saat militan Hamas memasukkannya ke dalam truk pickup.
"Kami meminta mereka (pemerintah) memperbaiki kegagalan 7 Oktober. Membawa pulang 136 sandera dalam kantong mayat tidak dapat dianggap sebagai bagian dari kemenangan," Polin menyimpulkan.
BACA JUGA:
Setelah orasi berakhir, keluarga tersebut mendirikan tenda di depan rumah PM Netanyahu. Mereka berniat untuk tinggal di tenda sampai "perdana menteri menyetujui kesepakatan untuk mengembalikan para sandera," menurut juru bicara Forum Sandera dan Keluarga Hilang Haim Rubinstein.
Di samping tenda terdapat poster-poster yang menyerukan pembebasan para sandera. Salah satunya berbunyi: "Kami mencintai anak-anak kami lebih dari kami membenci Hamas."
Diketahui, Israel yakin 132 sandera masih berada di Gaza, menyusul kesepakatan pada akhir November yang membebaskan 105 warga sipil dari Hamas. Sementara, Israel Defense Forces mengonfirmasi kematian 28 orang yang masih ditahan oleh Hamas, mengutip informasi intelijen baru dan temuan yang diperoleh pasukan yang beroperasi di Gaza.