Baltik Bersatu, Bangun "Garis Pertahanan" Hadapi Rusia
Arsip - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Latvia Egils Levits dan Presiden Estonia Alar Karis. (Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Perang Rusia di Ukraina telah membuat negara-negara Baltik, Estonia, Latvia, dan Lithuania, semakin khawatir akan keamanan mereka.

Untuk mencegah terjadinya konflik militer, ketiga negara tersebut sepakat untuk membangun "Garis Pertahanan Baltik" di sepanjang perbatasan Timur mereka.

Pembangunan garis pertahanan ini akan dimulai dalam beberapa tahun mendatang dan akan mencakup berbagai instalasi pertahanan anti-mobilitas, seperti parit, ranjau, dan bunker.

Tujuan dari pembangunan garis pertahanan ini adalah untuk memperlambat laju pergerakan pasukan Rusia jika terjadi invasi.

Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur, mengatakan bahwa pembangunan garis pertahanan ini merupakan langkah penting untuk menjaga keamanan negaranya.

"Perang Rusia di Ukraina menunjukkan bahwa selain peralatan, amunisi, dan sumber daya manusia, instalasi pertahanan fisik di perbatasan juga diperlukan untuk mempertahankan Estonia sejak awal," kata Pevkur, dilansir ANTARA, Sabtu, 20 Januari.

Ia menambahkan bahwa pembangunan garis pertahanan ini juga bertujuan untuk mencegah konflik militer di wilayah tersebut.

"Kami melakukan upaya ini agar masyarakat Estonia bisa merasa aman, tetapi jika risiko sekecil apapun muncul, kami akan siap menghadapi berbagai perkembangan dengan lebih cepat," pungkas Pevkur.

Diketahui, Estonia, Latvia dan Lithuania, merupakan bagian dari Uni Soviet hingga 1991, saat ini merupakan bagian dari Uni Eropa dan NATO, serta sekutu Ukraina, di mana Rusia melancarkan "operasi militer khusus" pada Februari 2022.