Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan vaksinasi COVID-19 kepada 2.566 pegawai di lingkungan kementerian. Tujuannya untuk menekan laju pertumbuhan kasus aktif COVID-19, khususnya di lingkungan kementerian.

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pihaknya selalu melakukan pengecekan terhadap pegawai di lingkungan kementerian dengan cara PCR swab test yang dilakukan rutin sejak September 2020.

"Hari ini Bappenas melangsungkan vaksinasi untuk 2.566 pegawai dan seperti kita ketahui, Bappenas sudah pernah melakukan ketika ramainya testing pada waktu itu, kami melakukan rapid test pada tanggal 8 Juni 2020. Kami juga telah melakukan PCR Swab test secara massal mulai dari bulan September, November, Desember, Januari, jadi dan kemarin Februari ini," tuturnya, dalam acara vaksinasi pegawai Bappenas, Senin, 22 Februari.

Menurut Suharso, tes kesehatan COVID-19 yang dilakukan secara rutin ini bertujuan untuk mencegah penularan virus di lingkungan kementerian. Termasuk keluarga pegawai Bappenas.

"Apa yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Bappenas senantiasa turut memikirkan, turut mencegah paling tidak terhadap keluarga besar di Bappenas karena kita ingin bersama-sama menghadapi pandemi ini untuk keselamatan kita semua. Keselamatan kita yang bekerja di Bappenas dan keluarganya di rumah," katanya.

Lebih lanjut, Suharso menjelaskan vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Menurut dia, jika tak ada halangan herd immunity dapat dicapai pada tahun 2022.

"Mudah-mudahan apa bila tidak ada aral melintang selama 15 bulan ke depan hitungan kita Indonesia akan mencapai herd immunity pada bulan Maret tahun depan. Insyaallah itu bisa kita sukseskan. Setidak-tidaknya berdasarkan hitung-hitungan jumlah vaksin yang sudah confirm 428 juta lebih dan itu untuk disuntikan di hampir 182 juta penduduk Indonesia di atas usia 18 tahun dan dengan tambahan 15 persen cadangan," jelasnya.

Tetap jalankan protokol kesehatan

Kata Suharso, Bappenas juga ikut menghitung dengan para ahli epidemiologi termasuk dari Universitas Indonesia untuk mempercepat penurunan laju pertambahan kasus, Indonesia harus mengejar setidak-tidaknya 40 persen dari 182 juta masyarakat yang disuntik vaksin.

"Kalau berdasarkan jumlah vaksin itu akan kita capai kira-kira di bulan September. Tapi mudah-mudahan kita bisa lebih cepat dari itu," tuturnya.

Namun, kata Suharso, menekan laju pertumbuhan kasus aktif COVID-19 di Tanah Air tidak cukup hanya dengan mengandalkan vaksinasi COVID-19. Kata dia, vaksinasi akan percuma jika masyarakat tetap tidak melakukan disiplin protokol kesehatan.

"Kita bisa meng-hammering, memalu, memukul dia supaya turun laju pertambahan kasus tetapi tetap menegakan disiplin protokol kesehatan. Kita tetap harus jaga jarak, pakai masker, cuci tangan itu harus, menghindari kerumunan dan kalau tidak perlu-perlu banget mobilitas itu diturunkan," tuturnya.

Bahkan, kata dia, untuk mencegah penularan virus di lingkungan kementerian, pihaknya melakukan sistem work from home atau bekerja dari rumah setiap hari Senin dan Jumat.

"Bappenas juga telah melakukan WFH kita juga punya sistem aplikasi integrated digital workplace. Dengan adanya pandemi ini maka IDW itu sangat membantu sehingga sampai hari ini Bappenas setiap hari Senin dan Jumat itu sebenarnya 100 persen WFH hanya Selasa, Rabu dan Kamis itu kerja di kantor dan itu di bagi tiga," jelasnya.