JAKARTA - Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) mewajarkan komentar Presiden Joko Widodo mengenai debat ketiga calon presiden (capres) Pemilu 2024 yang digelar pada 7 Januari lalu.
Timnas AMIN menganggap Jokowi terkesan menunjukkan dukungannya terhadap capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dengan menyatakan bahwa debat ketiga tidak substantif lantaran saling serang.
Hal ini merujuk pada pernyataan Anies Baswedan yang membandingkan bahwa Prabowo memiliki luas lahan 340 ribu hektare, sementara saat ini masih banyak prajurit TNI yang belum memiliki rumah dinas.
Menurut Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN Laksda TNI (Purn.) Achmad Djamaludin, wajar Jokowi bersikap seperti itu lantaran putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo.
"Otomatis, karena Pak Jokowi, putranya menjadi cawapres. Tentunya mau netral kayak apapun tetap ada perasan sebagai bapak yang membela anaknya. Jadi, itu wajar-wajar aja. Kita sih menanggap biasa aja bapak sayang anak," kata Djamaludin di Markas Pemenangan Timnas AMIN, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Januari.
Hanya saja, Ketua Dewan Pakar Timnas AMIN Hamdan Zoelva menilai sepatutnya Jokowi bersikap netral dan tak berpihak kepada capres-cawapres manapun.
"Bagaimanapun kami sih berharap sebagai Presiden bisa mengayomi semuanya karena kepala negara. Sehingga, membuat pemilu ini setegang-tegangnya, kepala negara memberi ketenangan," tutur Hamdan Zoelva.
Lagipula, Hamdan Zoelva menegaskan argumentasi Anies yang mencecar Prabowo selaku Menteri Pertahanan mengenai anggaran Kementerian Pertahanan tidak dimaksudkan untuk menyerang secara personal.
"Ini debat adalah menyangkut masalah masalah kenegaraan yang memang harus dibuka. Kalau itu berkait dengan masalah kenegaraan, termasuk rekam jejak masing-masing, harus dibuka memang. Karena itulah maksudnya debat, berkaitan dengan nanti pelaksanaan visi dan misi masing-masing calon di kemudian hari," tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi menilai bahwa debat ketiga khusus capres 2024 lebih terlihat sebagai ajang saling serang dan kehilangan substansi debat sebagi adu gagasan mengenai visi-misi dan program tiap capres.
Hal ini diungkapkan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut di rumah makan Kampung Kecil Serang, Banten, Senin, 8 Januari.
BACA JUGA:
"Memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak keliatan. Yang keliatan justru saling menyerang yang sebetulnya enggak apa-apa asal (soal) kebijakan asal policy, asal visi," tutur Jokowi.
"Tapi kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, mengenai geopolitik, mengenai pertahanan, dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," lanjutnya.