Bagikan:

JAKARTA - Dua orang ibu-ibu bernama Liana (38) dan Uyuni (48) menjadi korban penipuan hingga ratusan juta dengan modus investasi bisnis katering makanan yang mencatut nama Badan Kepegawaian Daerah (BKN), BPKP dan sejumlah instansi lainnya. Diketahui, pelaku berinisial SL (54) telah menerima uang korban sebanyak Rp145 juta.

Mereka melaporkan kasus yang menimpanya tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur dengan dua laporan berbeda. Bukti laporan korban Liana tertulis nomor LP/B/3795/XII/2023/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA.

Sementara laporan milik Uyuni tertulis dengan nomor LP/B/3794/XII/2023/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA.

Dari keterangan suami korban Liana, Kiki mengatakan, pelaku modusnya menawarkan ke orang-orang bisnis katering, tapi untuk beda-beda instansi.

"Istri saya ditawarin BKN dan Telkom, kakak ipar saya BKN dan BPKP," kata Kiki saat dikonfirmasi, Minggu, 7 Desember.

Kasus modus penipuan terjadi sejak Mei 2023, dan dilakukan oleh mantan tetangga Kiki bernama Siti Latifah (54).

Dalan aksinya, Siti menawarkan bisnis katering kepada sejumlah orang, termasuk Liana dan Uyuni. Ia meminta modal kepada mereka. Timbal baliknya, para investor akan diberikan keuntungan sebesar Rp10 ribu lebih per boks.

Awalnya, masing-masing investor memberikan modal dalam nominal yang cukup kecil. Investasi bisnis katering berjalan lancar sampai Agustus. Namun, keuntungan mulai tersendat pada September.

Keuntungan yang seharusnya diperoleh Liana dan Uyuni mulai tidak jelas. Pelaku mulai melakukan aksi liciknya. Namun ketika kedua korban ingin berhenti, serta meminta kembali modal dan keuntungan mereka, Siti terus berdalih.

"Dia alasan terus. Bilangnya yang ngurus katering di BKN lagi ada masalah," katanya.

Namun setelah Kiki mengecek ke Pusat Pengembangan Aparatur Sipil Negara Badan Kepegawaian Negara (Pusbang ASN BKN) di Ciawi, Bogor pada 27 November, dia tidak menemukan bukti adanya pengadaan katering.

"Pelaku mengakui semuanya fiktif. Tidak ada bisnis katering, hanya akal-akalan dia saja," ucapnya.

Bahkan selain Liana dan Uyuni, masih ada 5 orang korban lainnya dengan modus penipuan yang sama.

"Saya dan kakak saya Rp145 jutaan, korban lainnya ada yang sudah setor Rp10 juta, Rp65 juta, dan Rp30 juta. Itu modalnya saja ya. Untungnya (yang belum diterima) enggak kami hitung," katanya.

Kiki berharap pelaku penipuan itu segera ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Timur. Dia juga berharap jika uangnya dapat kembali.