PALEMBANG - Aparat Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan (Sumsel) menangkap tersangka kasus dugaan investasi bodong bisnis makanan olahan di Kota Palembang yang beromzet total senilai Rp1,2 miliar. Ratusan orang menjadi korban dalam bisnis tipu-tipu ini.
Kepala Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Agus Prihadinika mengatakan, tersangka merupakan seorang mahasiswi berinisial RGM (24) warga Jalan KH Azhari, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang.
“RGM ditangkap tim Unit 4 Subdit III Jatanras pada Senin di Palembang yang sempat bersembunyi beberapa waktu di Pulau Jawa,” kata Agus di Palembang, Antara, Rabu, 18 Mei.
Pada kasus tersebut tersangka ditangkap polisi setelah salah satu anggota mitra bisnisnya berinrisial DL (25) warga Kabupaten Ogan Komering Ilir melapor telah menjadi korban penipuan ke Polda Sumsel pada Maret 2022. Kepada polisi, korban mengaku mengalami kerugian materiil senilai Rp512 juta.
Uang tersebut diketahui merupakan total investasi yang diberikan korban kepada RGM, untuk bisnis makanan pempek dos cabe, olahan makanan laut dan galeri yang berlangsung sejak Maret 2020.
Korban dijanjikan bakal menerima keuntungan sebesar 20 persen atau sekitar Rp102,4 juta dari total nilai investasi itu yang akan dicairkan oleh tersangka pada periode pencairan tertentu sesuai kesepakatan mereka.
“Dalam perjalanannya tersangka sempat menunaikan janji bagian keuntungan itu ke anggotanya, tapi, sejak bulan November 2021 terhenti, korban minta uangnya dikembalikan tapi tidak diindahkan dengan alasan omsetnya menurun,” jelas Agus, .
Saat ini tersangka sudah diringkus di Mapolda Sumsel untuk menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut sehingga tidak menutup kemungkinan ada korban lain nantinya.
Dari tangan tersangka polisi mengamankan barang bukti berupa satu bundel rekening koran, satu buah gawai Iphone 8, dua lembar tangkapan layar iklan media sosial, satu buah ATM dan buku tabungan BCA.
BACA JUGA:
Atas perbuatan tersebut tersangka disangkakan melanggar Pasal 378 KUHP dan atau 372 KUHP tentang tindak pidana penipuan atau penggelapan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.