JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil survei terbaru terkait dengan vaksinasi COVID-19, termasuk menurut basis pemilihan presiden saat Pilpres 2019 lalu. Hasilnya, kelompok pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno cenderung tak percaya vaksin COVID-19.
"Ternyata pendukung Pak Prabowo-Sandi di 2019 itu cenderung tidak percaya vaksin, efektivitas vaksin, ketimbang pendukung pak Jokowi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat menyampaikan paparan secara daring, Minggu, 21 Februari.
Dari survei tersebut, tercatat ada 45,4 persen responden pendukung Prabowo-Sandi mengaku percaya dengan vaksin COVID-19. Sementara, responden yang mengaku tidak percaya sebanyak 39,7 persen dan 14,9 persen responden tidak menjawab.
Adapun di kubu pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin tercatat 59,5 yang percaya dengan vaksin COVID-19. Sementara, 24,8 persen responden memilih tidak percaya dan 15,7 persen tidak menjawab.
Burhanuddin memaparkan, alasan responden berbasis dukungan saat Pilpres ini tak bersedia divaksin karena menilai vaksin COVID-19 tak aman dan efektif. Dari kelompok pendukung Prabowo-Sandi, 52,8 persen responden menilai vaksin COVID-19 tidak aman dan 28,1 persen menilai vaksin COVID-19 tidak efektif.
Sedangkan dari kubu pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin tercatat ada 56,4 persen responden beranggapan vaksin COVID-19 tidak aman, dan 22,9 persen menilai vaksin COVID-19 tidak efektif.
BACA JUGA:
"Saran saya untuk pemerintah, yang divaksin, yang di-blow up jangan hanya Presiden Jokowi tapi juga Pak Prabowo dan Mas Sandi, Mas Anies Baswedan juga," ungkapnya.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada rentang 1-3 Februari 2021. Survei dilakukan dengan menggunakan kontak telpon kepada responden dan tatap muka.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 7.604 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.
Survei menggunakan metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.