JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim, dia dan jajaran pemerintahannya telah bersiaga dan menyiapkan diri sejak tahun lalu untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat.
Persiapan ini juga dilakukannya untuk menghadapi hujan yang bakal terjadi pada 23-24 Februari mendatang seperti prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Kami sudah bersiaga selama persiapan dari tahun-tahun kemarin," kata Anies kepada wartawan saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu, 21 Februari.
Hal ini, sambungnya, bisa dilihat dengan cepatnya seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta bergerak saat hujan turun dengan deras pada Jumat, 19 Februari lalu.
"Indikasinya apa, indikasinya kecepatan bergerak ketika hujan yang amat deras," tegasnya.
"Sehingga, teman-teman bisa lihat ketika terjadi hujan dalam waktu yang relatif singkat kita bisa bekerja sama dengan seluruh masyarakat, jajaran, termasuk TNI Polisi untuk memastikan (banjir, red) segera surut," imbuhnya.
Lebih lanjut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini bakal terus mempertahankan tiga prinsip dalam penanganan banjir.
"Satu siaga, dua tanggap, dan tiga galang. Ini kami galakkan terus," ujar Anies.
Lebih lanjut, dia memaparkan banjir di sejumlah wilayah pun saat ini surut. Dari 113 RW yang terendam pada Sabtu, 20 Februari kemarin, kini berkurang menjadi 17 RW.
Selain itu, dia juga memaparkan sejak pagi tadi permukaan sejumlah sungai seperti Sungai Ciliwung, Sunter, dan Pesanggrahan sudah dalam posisi normal. Begitu juga di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.
BACA JUGA:
"Jadi tadi pagi, kiriman air dari luar Jakarta, dari kawasan tengah dan hulu sudah berkurang. Yang masih ada kiriman air itu dari wilayah Tangerang lewat Kali Angke sehingga kawasan kanan kirinya masih ada genangan," ungkap Anies.
Kali Krukut yang membuat kawasan Kemang, Tendean, dan Widya Chandra hingga Jalan Jenderal Sudirman banjir juga disebut Anies sudah normal dan surut. Sehingga, proses pemompaan bisa berjalan dan jalan yang kemarin dilanda banjir sudah kering dan bisa dilewati.
Kondisi pengungsian korban banjir pun dipaparkannya. Dari 44 lokasi pengungsian, kini jumlahnya berkurang menjadi 10. "Dan seperti juga pengalaman selama ini, pengungsi tidak berada di lokasi pengungsian terus menerus," ungkapnya.
"Mereka menggunakannya sebagai tempat sementara sambil membersihkan rumah. Jadi, lokasi-lokasi ini masih akan dipertahankan sampai mereka benar-benar bisa kembali ke rumah masing-masing," pungkasnya.