Penyebab Banjir Jakarta dari Analisis Kedua Cawagub Ibu Kota
Banjir Jakarta (Irvan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Semua sepakat, calon Wakil Gubernur (cawagub) DKI yang saat ini sedang bertanding harus paham penyebab dan solusi dari salah satu masalah klasik Jakarta, yaitu banjir.

Alasannya, sejak dulu banjir adalah masalah tahunan yang kerap bertamu tiap musim penghujan. Sehingga, sudah menjadi satu keharusan bagi yang bakal mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa membantu mengurangi dampak banjir lewat kebijakan Pemprov DKI.

Dalam sebuah acara diskusi yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI kemarin, Jumat, 6 Maret, cawagub Ahmad Riza Patria dari Gerindra dan Nurmansjah Lubis dari PKS punya pandangan masing-masing soal banjir Jakarta.

Bagi Riza, penyebab utama banjir Jakarta adalah minimnya ruang terbuka hijau (RTH) yang berfungsi menyerap air ke tanah. Per tahun 2019, akademisi ITB menyatakan RTH di Jakarta hanya 14,9 persen.

Padahal, Undang-Undang 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pasal 29 mengamanatkan setiap kota harus memiliki sedikitnya 30 persen RTH dari total luas kota tersebut. Rinciannya, 20 persen lahan RTH milik publik yang dikelola pemerintah setempat dan 10 persen RTH milik privat.

"Kenapa bisa begitu? Ya itulah konsekuensi sebuah kota tanpa membangun perkotaan tanpa perencanaan yang baik, maka RTH-nya berkurang," kata Riza dalam diskusi yang digelar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Maret.

Sementara, Nurmansjah punya pandangan berbeda. Katanya, sistem drainase atau saluran air yang buruk jadi penyebab utama banjir Jakarta. Sebab berkaca dari banjir pada 25 Februari lalu, kata dia, banjir Jakarta terjadi akibat hujan lokal, bukan air kiriman dari hulu atau wilayah Jawa Barat.

"Drainase di Jakarta ibarat pipa berkarat. Kalau hujan ekstrem seperti banjir kemarin, yang jadi masalah adalah kalau saluran drainase mikro kita enggak beres," ungkap Nurmansjah.

Solusi yang mereka tawarkan

Setelah dua cawagub DKI Jakarta ini menganalisis masalah banjir, keduanya mengaku punya penyelesaiannya. Soal banjir, Ahmad Riza Patria bakal menggerakkan upaya perluasan RTH di sejumlah titik untuk mengendalikan banjir Jakarta.

Caranya, kata dia, mengalokasikan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dengan nominal yang besar untuk pembelian lahan agar bisa difungsikan sebagai RTH.

"Kita harus kejar pembebasan lahan dan sebagainya. Anggaran untuk banjir memang besar sekali. Tapi, ada yang tidak kalah penting, yakni empowering atau pemberdayaan dari kita untuk kita," ucap Riza.

Sementara, Nurmansjah bakal menghidupkan kembali Proyek Muhammad Husni Thamrin (MHT) yang dulu digagas oleh mantan Gubenru DKI Ali Sadikin. Penataan ini meliputi perbaikan saluran pembuangan air dari tiap rumah dan perbaikan saluran penghubung drainase.

"Saya akan menghidupkan kembali program MHT. Bayangin, ada 276 kelurahan yang (saluran airnya) harus kita garap, harus kita pelototi," ucap dia.