Korea Selatan Gelar Latihan Antisipasi Serangan Mendadak Korea Utara Terhadap Seoul
Ilustrasi latihan militer Korea Selatan. (Wikimedia Commons/대한민국 국군/Republic of Korea Armed Forces)

Bagikan:

JAKARTA - Seribu lebih personel militer, polisi dan tanggap darurat Korea Selatan mengikuti latihan bersama pertahanan yang jarang dilakukan pada Hari Rabu, menyimulasikan serangan Korea Utara terhadap ibu kota negara itu, Seoul, guna mengatasi kekhawatiran bahwa kota tersebut berada dalam jarak serangan senjata dan serangan rahasia Pyongyang.

Latihan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan, setelah Korea Utara menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) dan meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya.

"Ada pelajaran besar bagi kami ketika sistem pertahanan canggih kelas dunia Israel tak berdaya di bawah serangan mendadak Hamas yang dipersenjatai dengan artileri konvensional dan peralatan primitif," kata Wali Kota Seoul Oh Se-hoon, melansir Reuters 27 Desember.

Lebih jauh diterangkannya, serangan lintas batas yang dilakukan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober melalui kota-kota di Israel, menunjukkan kemampuan militer yang unggul tidak berarti banyak, jika musuh berhasil melakukan serangan mendadak.

Latihan pada Hari Rabu menyimulasikan serangan terhadap fasilitas pasokan air utama, stasiun jaringan telepon hingga koridor kabel listrik dan komunikasi bawah tanah.

Oh mengatakan, jarak Seoul yang hanya 38 km (24 mil) dari perbatasan militer dengan Korea Utara membuatnya sangat rentan terhadap serangan kapan saja.

Menjadi pusat pemerintahan, bisnis dan keuangan yang padat penduduk, Seoul merupakan rumah bagi 9,4 juta orang, dengan tambahan 1,4 juta orang yang bekerja dan bersekolah di sana setiap hari.

Oh diketahui mengambil sikap garis keras terhadap Korea Utara, dengan alasan Korea Selatan harus memiliki senjata nuklirnya sendiri sebagai satu-satunya cara untuk menetralisir ancaman dari Pyongyang.

Diketahui, Pyongyang berhasil melakukan uji coba rudal balistik terbaru bulan ini, menyusul keberhasilan peluncuran satelit mata-mata militer pertamanya pada Bulan November. Sebelumnya, revisi konstitusi pada Bulan September menetapkan penggunaan senjata nuklir sebagai kebijakan pertahanan nasional.