JAKARTA - Korea Utara menuntut agar Amerika Serikat dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar, menyebutnya sebagai provokasi yang dapat menarik "tindakan tindak lanjut yang lebih kuat" dari Pyongyang, saat latihan dimulai kemarin.
"Situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya telah memasuki fase konfrontasi yang serius untuk kekuasaan lagi, karena gerakan militer AS dan Korea Selatan yang tak henti-hentinya dan sembrono," kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh pejabat negara itu, melansir Reuters dari KCNA 1 November.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, Korea Utara "siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya, keamanan rakyat dan integritas teritorial dari ancaman militer luar."
"Jika AS terus-menerus melakukan provokasi militer yang serius, DPRK akan mempertimbangkan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih kuat," katanya, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.
"Jika AS tidak ingin ada perkembangan serius yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanannya, AS harus segera menghentikan latihan perang yang tidak berguna dan tidak efektif. Jika tidak, ia harus bertanggung jawab sepenuhnya atas semua konsekuensinya," tegas kementerian tersebut.
Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai salah satu latihan udara militer gabungan terbesar mereka pada Hari Senin, dengan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak melakukan serangan tiruan 24 jam sehari selama lebih dari seminggu.
Operasi latihan dengan nama sandi 'Vigilant Storm' tersebut akan berlangsung hingga Jumat, menampilkan sekitar 240 pesawat tempur yang melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak, kata Angkatan Udara AS.
Washington dan Seoul yakin Pyongyang mungkin akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, menerapkan strategi 'menghalangi' Pyongyang melalui latihan militer besar yang menurut beberapa pejabat saat ini dan mantan pejabat, dapat memperburuk ketegangan.
Jumat lalu, pasukan Korea Selatan menyelesaikan latihan lapangan Hoguk 22 selama 12 hari, yang menampilkan pendaratan amfibi tiruan dan penyeberangan sungai, termasuk beberapa latihan dengan pasukan AS.
BACA JUGA:
Diketahui, Korea Utara mengutuk latihan bersama sebagai latihan untuk invasi dan bukti kebijakan bermusuhan oleh Washington dan Seoul. Sebagai respons, Pyongyang meluncurkan rudal, melakukan latihan udara, dan menembakkan artileri ke laut sebagai tanggapan atas latihan tersebut.
.@PACAF and #ROKAF conduct bilateral flight operations over the #PacificOcean. πΊπΈ–π°π· #FreeAndOpenIndoPacific #FriendsPartnersAllies
πΈ: SRA Cesar J. Navarro pic.twitter.com/jZCuMYWJko
— U.S. Indo-Pacific Command (@INDOPACOM) October 31, 2022