Bagikan:

JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD menegaskan merawat demokrasi sama saja dengan membela bangsa. Ada ragam cara yang bisa dilakukan termasuk melaksanakan pemilihan umum (pemilu) secara sehat.

Hal ini disampaikan Mahfud saat mengisi Orasi Kebangsaan di Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Senin, 18 Desember. Katanya, pemilu sebenarnya jadi mekanisme mengelola beragam pandangan dan aliran politik.

"Negara demokrasi kalau tidak ada Pemilu, maka tidak bisa disebut negara demokrasi. Konstitusi itu membatasi wilayah kekuasaan dan waktu, rutin mengevaluasi kepemimpinan secara," kata Mahfud dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa, 19 Desember.

Alasan ini yang membuat Mahfud minta kepentingan bangsa dan negara harus nomor satu setiap pemilu. Sehingga, perpecahan bisa dihindari.

"Ini ajakan untuk memilih pemimpin bersama. Bukan mengeliminir musuh. Bersatu setelah bertarung, siapapun terpilih, itu pemimpin kita," tegasnya.

Mahasiswa diminta aktif untuk mengawal jalannya pemilu, kata Mahfud. Mereka diminta memilih yang terbaik atau paling sedikit kejelekannya.

Lagipula, sambung Mahfud, orang yang apatis cenderung jadi korban keputusan politik. Sehingga, semua harus memilih untuk mencegah orang jahat memimpin

"Jangan bilang ogah ikut politik," tegasnya.

Lebih lanjut, Mahfud mengingatkan pemilu harus diselenggarakan dengan jujur, adil, dan tidak boleh ada paksaan. "Jangan mau diteror, ditekan, apalagi mau dibeli suaranya,” ungkap eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

“Menurut ajaran agama, orang yang memilih karena disuap, tidak sesuai dengan hati nurani, itu seperti binatang. Nuraninya tidak hidup. Ingin milih itu, dikasih uang jadi berubah, jadi dia tidak pakai nurani. Punya mata dan telinga tapi tidak melihat dan mendengar kebenaran," pungkas Mahfud.