Indonesia Dinilai Capai Ketahanan Kesehatan 5-10 Tahun Lagi
Ilustrasi rumah sakit. (Antara-Galih)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Direktur Utama Bio Farma Group Soleh Udin Al-Ayubi yakin Indonesia bisa mencapai kedaulatan kesehatan dalam 10 tahun ke depan.

Dia menuturkan, jika Indonesia mencapai ketahanan kesehatan berarti negara siap menghadapi berbagai penyakit. Termasuk kesiapan infrastruktur, tenaga kesehatan, obat-obatan, hingga vaksinnya.

“Ketahanan kesehatan nasional memang PR kita sebagai bangsa. Kalau memang pemerintah serius mempersiapkan itu, mestinya 5-10 tahun (ke depan) kita bisa pegang. Tapi butuh konsistensi dan keterlibatan semua pihak,” katanya saat menjadi pembicara bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di gelaran diskusi Media Center Indonesia Maju, dalam keterangan tertulis, Jumat 15 Desember.

Menurutnya, saat Indonesia mencapai ketahanan kesehatan juga tidak dipungkiri lantaran hasil kolaborasi dengan stakeholder dari berbagai negara yang saling berbagi menghadapi permasalahan kesehatan dunia.

“Tapi ketahanan kesehatan nasional itu bukan berarti kita bisa memenuhi semuanya sendirian, alone. Gak akan ada yang bisa sendirian. Kita tetap harus berkolaborasi dengan partner global dari berbagai negara. Karena ada banyak penyakit, apakah itu yang menular maupun tidak, yang terlalu besar untuk dihadapi sendiri oleh 1 atau 2 negara,” sambungnya.

Di satu sisi, Soleh mengatakan Bio Farma selaku BUMN sektor farmasi terus berupaya mendukung terwujudnya ketahanan kesehatan nasional.

Dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata dia, Bio Farma mampu memproduksi 8 dari 14 vaksin yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Dari 35 bahan baku obat yang menjadi prioritas utama, BUMN ini sudah bisa mengembangkan 17 bahan baku dan sedang mempersiapkan yang ke-18.

Selama ini Bio Farma juga telah menyediakan 76 persen kebutuhan vaksin polio global. Bahkan, produk Bio Farma telah dipakai oleh hampir 700 juta orang di dunia setiap tahunnya.

“Walaupun PR kita masih banyak sekali, tapi kita harus bangga dengan pencapaian Bio Farma. Kami sebagai BUMN akan menggunakan seluruh kemampuan untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Di saat yang sama, kami berperan secara global. Jadi Bio Farma ini adalah BUMN yang paling siap go global,” ungkap Soleh.

Menkes Budi menambahkan, kedaulatan kesehatan merupakan satu dari tiga tugas utama yang diberikan Presiden Joko Widodo. Perintah tersebut dituangkan oleh kementerian melalui enam pilar transformasi kesehatan.

Secara sederhana, Budi menjelaskan puncak dari transformasi tersebut adalah seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses kesehatan yang berkualitas dan murah, tidak perlu ke luar negeri untuk berobat, dokternya sejahtera, fundamental pembiayaan kesehatan yang kuat, hingga mandiri soal alat kesehatan termasuk yang berteknologi tinggi.

“Jadi perintah Pak Presiden saat itu lakukan transformasi kesehatan besar-besaran, karena kita terbukti tidak siap menghadapi pandemik (COVID-19) sebesar ini. Dan itu juga perintah undang-undang yang mengatakan negara wajib memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kalau nanti berobat masih ke Malaysia atau Singapura, itu artinya kita gak berdaulat,” ungkap Budi