Bagikan:

JAKARTA - Di akhir masa kerjanya, DPR RI terus melakukan persiapan untuk penyelenggaraan Pemilu 2024. DPR dinilai telah melakukan sosialisasi yang baik terkait proses tahapan pemilu.

DPR telah melakukan kolaborasi dengan Bawaslu RI demi melakukan sosialisasi pemilu di daerah-daerah. Selain itu, DPR juga telah menyiapkan perangkat aturan untuk mengawal legitimasi pemilu ini.

Pengamat kebijakan publik Davis Roganda Parlindungan mengakui, pemilu kerap kali disertai dengan masalah. Di sinilah peran DPR dalam mengawal dan menyiapkan pemilu begitu krusial.

"Kalau kita lihat pemilu ini dari sebelum-sebelumnya, selalu menimbulkan masalah baik di tingkat penyelenggara maupun di masyarakat sendiri. Apalagi di 2019, polarisasinya terasa. Nah, tugas DPR ini jadi sangat penting dan krusial. Karena pemilu itu harus dijaga," kata Davis, Selasa 12 Desember.

Dia juga menilai peran DPR sudah cukup baik. Menurutnya, DPR telah melakukan banyak hal, dari tingkat sosialisasi, penataan hingga penyusunan regulasi terkait pemilu.

"Sejauh ini, di tahun politik ini peran DPR cukup baik ya. Artinya dari tingkat sosialisasi, penataan hingga penyusunan regulasi terkait itu. Tapi yang paling penting kredibilitas dan legitimasi itu yang harus dijaga," tuturnya.

Dia pun mendorong agar DPR terus melakukan pengawasan. Ada fase-fase persiapan pemilu yang perlu diawasi.

"Tentunya fungsi pengawasan lembaga legislatif terhadap para penyelenggara pemilu itu menjadi hal yang harus diperhatikan. Sejauh ini masih aman. Nah di fase-fase persiapan ini yang perlu diawasi," jelasnya.

Selain itu, DPR juga harus berhadapan dengan sejumlah tantangan. Ia mengingatkan agar kredibilitas dan legitimasi dalam pemilu dijaga dengan baik.

"Tantangannya saya kira yang akan dihadapi DPR ya ada beberapa masalah klasik. Kalau saya lihat saat ini masyarakat kita lebih dewasa secara politik. Dan saya yakin ketika kredibilitas dan legitimasi itu baik, ya sehat sistemnya," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh mahasiswa dari jakarta, Mufid. Mufid menilai DPR sudah cukup adaptif dalam melakukan sosialisasi pemilu di kalangan anak muda.

"Adaptif. Kenapa adaptif? Karena perkembangannya, lebih turun ke anak muda. Ngasih pendidikan ke anak muda. Jadi kita tahu unsur politik itu kayak gini. Ternyata tidak cuma orang tua aja, tapi anak muda juga dilibatkan," katanya.

"Apa yang kita sampaikan lebih didengar. Seperti misalnya interaksi kita di media sosial," sambungnya.