Australia Perketat Peraturan Visa Bagi Pelajar Internasional dan Pekerja untuk Mengurangi Jumlah Migran
Ilustrasi Sydney, Australia. (Wikimedia Commons/Bahnfrend)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Australia mengumumkan rencana untuk memperketat peraturan visa bagi pelajar internasional dan pekerja berketerampilan rendah, seiring dengan rencana negara itu untuk mengurangi jumlah migran hingga separuhnya selama dua tahun ke depan, dalam upaya untuk merombak sistem migrasi yang dinilai 'rusak'.

Berdasarkan kebijakan baru ini, pelajar internasional harus mendapatkan nilai yang lebih tinggi dalam tes bahasa Inggris, akan ada pengawasan yang lebih ketat terhadap permohonan visa pelajar yang kedua agar dapat memperpanjang masa tinggal mereka.

"Strategi kami akan mengembalikan jumlah migrasi menjadi normal," kata Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil dalam jumpa pers Hari Senin, melansir Reuters 11 Desember.

"Tapi ini bukan hanya soal angka. Ini bukan hanya soal momen dan pengalaman migrasi yang dialami negara kita saat ini. Ini soal masa depan Australia," sambungnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Anthony Albanese pada akhir pekan mengatakan, jumlah migrasi Australia perlu dikembalikan ke "tingkat yang berkelanjutan," menambahkan bahwa "sistemnya sudah rusak."

Menteri O'Neil mengatakan, target reformasi yang dicanangkan pemerintah telah memberikan tekanan terhadap migrasi bersih ke luar negeri, selanjutnya akan berkontribusi terhadap penurunan jumlah migran.

Keputusan tersebut diambil setelah jumlah imigrasi diperkirakan mencapai puncaknya pada rekor 510.000 pada tahun 2022-2023. Data resmi menunjukkan, jumlah tersebut diperkirakan akan turun menjadi sekitar seperempat juta pada tahun 2024-25 dan 2025-26, setara dengan tingkat sebelum COVID.

O'Neil mengatakan, peningkatan bersih migrasi ke luar negeri pada tahun 2022-2023 sebagian besar didorong oleh pelajar internasional.

Diketahui, Australia meningkatkan jumlah migrasi tahunannya pada tahun lalu untuk membantu dunia usaha merekrut staf, guna mengisi kekurangan tenaga kerja setelah pandemi COVID-19 mengharuskan adanya kontrol perbatasan yang ketat, melarang pelajar serta pekerja asing keluar rumah selama hampir dua tahun.

Namun, masuknya pekerja asing dan pelajar secara tiba-tiba telah memperburuk tekanan pada pasar sewa yang sudah ketat, dengan meningkatnya jumlah tunawisma di negara tersebut.

Sudah lama bergantung pada imigrasi untuk memasok salah satu pasar tenaga kerja yang paling ketat di dunia, pemerintahan Partai Buruh Australia telah berupaya mempercepat masuknya pekerja berketerampilan tinggi dan memperlancar jalan mereka menuju izin tinggal permanen.

Visa spesialis baru untuk pekerja berketerampilan tinggi akan dibuat dengan waktu pemrosesan yang ditetapkan selama satu minggu, membantu dunia usaha merekrut migran terbaik di tengah persaingan ketat dengan negara maju lainnya.