Angka Kemiskinan Tinggi, Duit Rp9 Miliar dari APBD Pacitan untuk Museum SBY Sakiti Rakyat
Ilustrasi (Foto: Twitter @PemkabPacitan)

Bagikan:

JAKARTA - Dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui APBD Pacitan sebesar Rp9 miliar untuk membangun Museum dan Galeri SBY-Ani di Pacitan dinilai menyakiti hati masyarakat. 

Hal ini disampaikan anggota DPRD Jawa Timur Deni Wicaksono menanggapi sorotan masyarakat terhadap kabar pemberian dana hibah untuk Yudhoyono Foundation, yang ramai di media sosial.

"Uang rakyat Rp9 miliar untuk sebuah lembaga yang tujuannya adalah citra politik personal bagi seorang tokoh sangat menyakiti hati rakyat, mengkhianati amanat penderitaan rakyat, apalagi di masa pandemi COVID-19 di mana rakyat sedang kesusahan," kata Deni dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu, 17 Februari.

Menurutnya, daripada dihibahkan untuk membangun museum uang sebesar Rp9 miliar itu bisa dibelikan beras sebanyak 900 ribu kilogram dan dibagikan kepada warga miskin. Tak hanya itu, uang ini juga dianggap bisa memberikan bantuan paket data internet untuk lebih dari 500 ribu pelajar.

"Atau bisa memberi bantuan beasiswa untuk mahasiswa yang mengalami kesulitan membayar biaya kuliah di masa pandemi," tegasnya.

Lebih lanjut, Deni mengatakan, APBD sebagai instrumen fiskal yang harus digunakan sesuai dengan skala prioritas. Apalagi, Kabupaten Pacitan menjadi salah satu sentra kemiskinan di Jatim.

"Kemiskinan di Pacitan sangat tinggi, yaitu 14,54 persen per 2020. Ini termasuk yang tertinggi di Jatim. Demikian pula pendapatan per kapita rakyat Pacitan baru Rp28 juta per orang per tahun, hanya separo dari rata-rata pendapatan per kapita di Jatim," ujarnya.

"Dana bantuan Rp9 miliar untuk Museum SBY adalah hal ironis di tengah fakta kemiskinan Pacitan yang begitu besar. Apalagi kalau kita lihat bentuk Museum SBY seperti istana mewah, yang menjauh dari realita hidup rakyat Pacitan," imbuh dia.

Kalaupun alasan bantuan pembangunan Museum SBY ini adalah untuk peningkatan wisata, hal ini juga tidak tepat. Sebab, pengembangan pariwisata di kabupaten ini mesti dilakukan dengan pendekatan kebudayaan dan juga pembangunan infrastruktur, bukan dengan Museum SBY.

“Jika Pak SBY mau bantu rakyat Pacitan, termasuk untuk mendorong wisata seharusnya membangun museum tentang dirinya sendiri itu tanpa bantuan APBD, tanpa bantuan uang rakyat. Ini kan kebalik-balik, rakyat disuruh membantu lembaga tokoh politik untuk membangun museum tentang tokoh itu sendiri,” kata Deni.

Senada dengan Deni, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Sri Untari mengatakan daripada membangun museum baiknya dana hibah ini diberikan pada situs budaya peninggalan leluhur.

"Hibah pada situs budaya tinggalan leluhur kita di masa yang lalu jauh lbh penting, karena mengandung nilai2 luhur ajaran budi pekerti, daripada museum yang dimuseumkan untuk orang yang masih hidup. Museum itu menempatkan memori-memori heroik bagi para tokoh yang sudah meninggal," pungkasnya.