Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan mendapat laporan sebanyak 3 anak di Jakarta terinfeksi bakteri mycoplasma pneumoniae.

"Sudah ada laporan lisan. Sekarang sedang dalam konfirmasi ke fasilitas kesehatan. Kami akan sampaikan rilis resmi. Data yang masuk belum lengkap," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Imran Pambudi dalam pesan singkat, Rabu, 6 Desember.

Imran mengungkapkan kondisi anak yang terinfeksi pneumonia misterius yang melonjak di China tersebut. Saat ini, ketiga anak tersebut mengalami gejala ringan.

"Gejala ringan dan rawat jalan," ungkap Imran.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penularan Mycoplasma pneumoniae di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

“Penerbitan surat edaran tersebut bertujuan mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangannya.

China pertama kali melaporkan adanya peningkatan kasus penyakit seperti influenza dibandingkan tiga tahun terakhir, pada Oktober 2023. Sebulan kemudian, Komisi Kesehatan China melaporkan peningkatan insidensi penyakit respirasi terutama pada anak yang kemudian disebut dengan “undiagnosed pneumonia” pada anak di China Utara. Mereka bahkan harus menutup sekolah-sekolah guna mencegah penyebaran penyakit.

Laporan dari China tersebut mengidentifikasi beberapa bakteri dan virus penyebab pneumonia pada anak tersebut, yaitu Mycoplasma pneumoniae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS COV-2.

Melansir laporan epidemiologi, saat ini terjadi peningkatan kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae di China sebesar 40 persen dan lainnya berupa influenza, SARS COV-2 dan sebagainya.

Mycoplasma pneumoniae kemudian menjadi perhatian publik karena situasinya sangat mirip dengan peristiwa pandemi COVID-19. Pemberitaan terkait Mycoplasma pneumoniae di Indonesia pun cukup masif dalam beberapa pekan ke belakang.

Lonjakan kasus Mycoplasma pneumoniae yang terjadi di China belakangan ini membuat masyarakat khawatir, tak terkecuali di Indonesia. Terutama setelah Dinkes DKI Jakarta menemukan adanya bakteri Mycoplasma yang ditemukan pada beberapa kasus.

Seperti penyakit saluran pernapasan lainnya, bakteri Mycoplasma juga menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan mulai dari tenggorokan, paru-paru, atau batang tenggorokan.

Selain itu, penularan Mycoplasma pneumoniae juga bisa terjadi melalui kontak langsung dengan droplet yang berasal dari hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi ketika batuk atau bersin.