Ma'ruf Amin Divaksin COVID-19, Menkes Budi: Pak Wapres Usianya 80, Semoga Jadi Motivasi Lansia Indonesia
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah menjalani vaksinasi COVID-19 pada hari ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut mendampingi proses penyuntikan vaksin kepada Ma'ruf.

Budi menuturkan, kesediaan Ma'ruf untuk mendapat suntikan vaksin COVID-19 di usia yang sudah lanjut diharapkan dapat memotivasi para lansia lain untuk ikut dalam program vaksinasi nasional.

"Pak Wapres usianya 80 tahun. Mudah-mudahan, itu juga bisa menjadi dorongan, motivasi, agar para lansia Indonesia yang kritis untuk terkena penyakit, bisa datang dan divaksin terlebih dahulu," kata Budi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Februari.

Seperti diketahui, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima suntikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac pada Rabu, 17 Februari pagi sekitar pukul 08.30 WIB di rumah dinas wapres Jakarta.

“Benar (Wapres divaksin) jam 08.30 WIB di rumah dinas,” kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi.

Sebelumnya, penyuntikan vaksin COVID-19 kepada Wapres Ma’ruf menunggu rekomendasi dari Tim Dokter Kepresidenan mengingat kondisi kesehatan Wapres yang memiliki riwayat penyakit komorbid.

“Wapres siap (divaksin) kapan saja, tetapi itu nanti akan ditentukan dari tim kesehatan dan Tim Dokter Kepresidenan. Tim Dokter Kepresidenan sudah bergerak, dalam artian seperti apa kemungkinan-kemungkinannya, apakah mengikuti Sinovac atau mengikuti (vaksin) yang lain,” tutur Masduki beberapa waktu lalu.

Pada tanggal 5 Februari, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin buatan Sinovac, CoronaVac, terhadap kelompok masyarakat berusia di atas 60 tahun di Indonesia.

Vaksinasi pada lansia diizinkan dengan cara penyuntikan sebanyak dua dosis, yang masing-masing dosis diberikan dengan selang waktu 28 hari.

Izin penggunaan darurat tersebut, menurut Kepala BPOM Penny Lukito, didasarkan pada hasil pemantauan terhadap proses uji klinis tahap I dan II di China, yang diberikan kepada warga berusia di atas 60 tahun.

Hasil uji klinis di China tersebut, dari 400 orang lansia yang diberi suntikan vaksin Coronavac memiliki tingkat kekebalan tubuh hingga 97,96 persen setelah injeksi kedua.

BPOM juga mempertimbangkan hasil uji klinis tahap III di Brasil, yang menunjukkan suntikan vaksin kepada 609 orang lansia umumnya memiliki efek samping ringan, yakni berupa nyeri, mual, demam, bengkak, merah pada kulit dan sakit kepala.