Suara Rakyat: ‘Saya Tidak Peduli Siapa yang Menang, yang Penting Rakyat Sejahtera dan Jangan Dibohongi’
Jalu, pria paruh baya yang mengaku selalu kesulitan mendapat bantuan sosial di Tangerang/ Foto: Jehan/ VOI

Bagikan:

TANGERANG – Euforia pesta politik lima tahunan dapat dirasakan saat ini, meski pemilihan umum (Pemilu) berlangsung pada Februari 2024 nanti. Momen pergantian pimpinan negara diharapkan banyak pihak bisa membawa Indonesia lebih maju, dan mampu mensejahterakan rakyat.

Pun demikian dengan Jalu (53), dia berharap presiden baru nanti bisa membuat orang-orang miskin dipandang tanpa sekadarnya.

Jalu adalah pedagang kecil yang sehari-harinya tidur di emperan trotoar kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang. Dia sudah berkeluarga, tapi ditinggal sesaat untuk mencari nafkah demi anak dan istri.

Jalu mengaku, saat ini dia tidak memiliki harta benda, apalagi uang untuk dibawa pulang ke rumahnya di Spatan, Kabupaten Tangerang.

Jalu bertanya-tanya, presiden mengklaim bahwa ekonomi Indonesia telah maju dan berkembang. Klaim itu membuat Jalu merasa heran. Sebab, jika memang ekonomi Indonesia maju, mengapa masih banyak orang miskin, yang tak memiliki apapun seperti dirinya, berkeliaran di jalanan mencari sampah untuk disulap jadi uang.

Realistis apa yang disampaikan Jalu. Uang, katanya memang menjadi kunci agar bisa menjalani kehidupan dengan layak. Bayangkan saja, karena tidak ada uang anak Jalu putus sekolah. Jangankan uang untuk bayaran sekolah, untuk makan sehari-hari saja tidak ada.

Terkadang di dalam hati kecilnya, Jalu suka mempertanyakan peran negara dalam kehidupannya. Sebab, berbagai macam bantuan seperti beras hingga biaya pendidikan tidak pernah diterimanya. Padahal, ia mendengar dari banyak orang, di televisi, pemerintah suka bagi-bagi uang dan sembako.

Jalu berseloroh, bantuan yang ada justru dinikmati oleh orang-orang berada. Katanya, bantuan sosial dari pemerintah juga diserap oleh orang-orang kaya.

“Saya juga bingung. Penginnya dipermudah (bantuan). Supaya merata. Jangan pilih-pilih. Orang kaya juga dapet bantuan, kadang saya bingung. Orang yang punya, kok dapet,” ujarnya, sambil menggaruk kepalanya.

“Makanya enggak merata dana-dana beras itu. Ada yang dapat, ada yang enggak. Saya bingung. Jadi tidak buruh iming-iming tinggi. Yang penting merata saja pembagiannya,” sambungnya.

Jalu berharap kepada para pemimpin, terutama Presiden dan Wakil Presiden yang akan datang bisa membuktikan janji-janjinya. Karena menurutnya, jika berkaca sebelummya, tidak ada perubahan.

“Saya mau tau, pegang janji-janji dia. Soalnya banyak nol besar. Mudah-mudahan selanjutnya bisa merata. Istilahnya, saya enggak peduli siapa yang menang, yang penting mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan,” ucapnya.

Terlebih, Jalu sangat berharap bantuan pendidikan benar-benar merata hingga kalangan bawah tanpa prosedur yang menyulitkan. Sebab dengan situasi seperti, ia sama sekali tidak merakan segala bantuan yang dikirim dari Pemerintah.

“Mudah-mudahan yang sekarang ini. Pengennya dapat bantuan, biar anak-anak engga sampe SMP doang lah. Minimal sampe SMA. Jaman sekarang nyari kerjaan susah kalau engga dapet ijazah SMA. Pengennya bantuannya dipermudah lah. Jangan ribet-ribet,” tutupnya.