Bagikan:

BENGKULU - Capres Prabowo Subianto kembali menyinggung  penilaian yang diberikan  capres lain atas kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan dalam debat Pilpres ketiga. Prabowo mengaku lebih peduli dengan nilai yang diberikan rakyat ketimbang oleh lawan debatnya. 

 Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri konsolidasi relawan di gedung Balai Buntar, Bengkulu, Kamis, 11 Januari. 

Mulanya, Prabowo mengapresiasi sambutan meriah dari warga Bengkulu yang hadir di lokasi acara. Dia merasakan dukungan masyarakat sangat kuat untuk pasangan calon nomor urut 2. 

"Tadi saya sempat diberi salam dengan genggaman yang sangat kuat oleh emak-emak di Bengkulu ini, tapi, saya merasakan dukungan dari bapak-bapak, ibu-ibu sekalian. Walaupun, ada yang beri nilai 11 dari 100 tapi yang penting nilai yang kalian berikan kepada saya," ujar Prabowo dalam sambutannya, Kamis, 11 Januari.  

Ketua Umum Partai Gerindra itu pun meminta masyarakat mempelajari visi misi dan gagasannya bersama cawapres, Gibran Rakabuming Raka untuk membuat Indonesia lebih makmur dan sejahtera. Prabowo mengaku sudah punya strategi yang diberi nama dengan strategi transformasi bangsa. 

Prabowo juga memberikan buku yang berisi visi misi dan strategi tersebut. Hal itu bertujuan, agar masyarakat tahu paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran bukan hanya omong-omong saja. 

"Akan saya tinggalkan buku-buku itu, mohon dipelajari supaya saudara-saudara yakin kita bukan hanya omon-omon saja. Kita tidak mau bicara, banyak janji tak ada hasil, tak ada kerja, rakyat Indonesia sudah tidak bisa dibohongi lagi walaupun ada yang kasih nilai saya 11 dari 100, tapi di mana-mana, semua pesan yang saya terima menunjukkan rakyat Indonesia, hati rakyat Indonesia, ibu-ibu, emak-emak, saudara-saudara seluruh Indonesia sudah ada bersama kami," kata Prabowo. 

Menteri Pertahanan itu mengakui dirinya memang tak pandai berkata-kata. Bahkan kata Prabowo, ada yang sampai menyarankan agar tidak gampang tersulut emosi dan diminta untuk bersikap sopan dan santun. 

"Memang, saya kurang pandai bicara, saya mengerti. Memang ada yang mengatakan, saya bisanya hanya joget saja, dan ada yang ngomong ke saya, Prabowo hati-hati bicaranya, jangan emosi nanti terpancing, bicaranya harus sopan-sopan, saya memang dari dulu bicaranya apa adanya," ungkap Prabowo. 

Mantan Danjen Kopassus itu lantas menanyakan kepada masyarakat apakah dirinya harus mengubah gaya bicaranya agar lebih halus. Prabowo juga bertanya, apa sebutan orang yang pintar teori tapi ternyata salah. 

"Mau saya bicara sopan-sopan terus? Mau? Atau saya bicara seperti politisi-politisi atau saya bicara seperti akademisi-akademisi yang pinter teori. Pinter teori tapi salah. Salah tapi kita nggak boleh bilang tidak pintar. Kalau tidak pintar bahasa apa ya? Apa? Goblok? Bukan aku yang ngomong ya. Saksi ya," katanya. 

Prabowo pun heran dengan para elite di Jakarta yang terkadang suka keliru dalam berucap. Sebagai mantan militer, Prabowo mengaku gaya bicaranya memang tegas namun bukan tidak sopan. 

 "Orang Jakarta oke, tapi elitnya tuh kadang-kadang nggak jelas juga. kalau orang keliru-keliru, terus itu apa? Kalau orang sengaja salah apa itu? Prabowo kan bekas prajurit jadi bahasanya biasa seperti itu," kata Prabowo.