Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden periode 2004—2009 dan 2014—2019 Jusuf Kalla (JK) mengatakan Indonesia tidak kali ini saja membeli alutsista bekas, tetapi dengan harga jauh lebih murah tidak seperti saat ini.

"Saya kira pemerintah 'kan tidak satu kali ini beli bekas, tetapi selalu murah. Murah sekali barang bekas itu sebetulnya, apalagi kalau sudah tua," kata JK di Jakarta dilansir ANTARA, Rabu, 10 Januari.

Menurut dia, yang dipermasalahkan ketika debat ketiga Pilpres 2024 terkait dengan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas itu karena harganya yang terlalu tinggi untuk mendapatkan pesawat berusia 25 tahun.

Dengan harga tersebut, kata JK, tentu sangat tidak laik mengingat teknologi yang didapatkan juga telah tertinggal jauh karena masih pakai teknologi tahun pembuatannya.

"Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," tuturnya.

Ketika orang ingin membeli pesawat, lanjut dia, yang diukur ada dua, yaitu umur dan jam terbangnya. Untuk umur ini, sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.

"Kalau beli baru, pasti teknologi baru. Di samping itu, jam terbangnya berapa, semua ada aturannya kalau pesawat terbang, yang penting itu," katanya.

Sebelumnya capres Anies Baswedan mengatakan alutsista harus berdasarkan kebutuhan terkini di Indonesia, bukan karena selera dari Menteri Pertahanan.

Anies menjelaskan negara butuh sistem pertahanan yang nyata dan sedang terjadi, baik secara global maupun domestik atau dalam negeri, sehingga penguatan alutsista harus sesuai dengan kondisi yang terjadi kini.

"Ancaman ini seperti peretasan, penipuan online, judi online, dan terorisme. Jadi, itu semua butuh perhatian, bukan memutuskan untuk belanja alutsista berdasarkan selera dan preferensi masa lalu, melainkan untuk kebutuhan masa depan," kata Anies.