JAKARTA - Penjualan unit properti di Singapura melonjak pada Januari 2021. Orang-orang berduyun-duyun melakukan pembelian di tengah desas-desus bahwa pemerintah Negeri Singa tersebut bakal mengambil langkah meredam kenaikan pasar properti.
Mengutip Bloomberg, Rabu 17 Februari, data Urban Redevelopment Authority menyebutkan, penjualan apartemen baru yang dibangun swasta melonjak menjadi 1.609 bulan lalu dibanding 1.217 pada bulan Desember 2020. Itu merupakan penjualan terbesar sejak Juli 2018 ketika 1.724 unit terjual.
Pasar properti Singapura telah pulih dengan cepat setelah pandemi COVID-19 membawa negara tersebut ke dalam resesi terburuk sehingga memicu spekulasi bahwa pihak berwenang dapat turun tangan untuk menenangkan sektor tersebut. Bulan lalu, Para menteri pemerintahan Singapura memperingatkan bahwa mereka tidak ingin pasar berjalan mendahului fundamental ekonomi.
DBS Group Holdings mengatakan salah satu faktor yang mendorong tingginya permintaan properti adalah suku bunga rendah. Harga rumah telah naik 2,2 persen tahun lalu di Singapura.
Menurut analisis DBS ini, kenaikan lebih lanjut lebih dari 5 persen bakal mendorong terjadinya bubble properti.
Christine Sun, Wakil Presiden Senior Penelitian dan Analitik di konsultan properti OrangeTee & Tie mengatakan, spekulasi akan ada pembatasan properti telah memicu kekhawatiran pembeli bahwa kelayakan pembelian atau batas pinjaman mereka dapat terpengaruh jika langkah-langkah pendinginan dikeluarkan.
"Beberapa investor jangka panjang mulai bertindak karena mereka mengantisipasi bahwa mungkin lebih sulit untuk memiliki properti kedua atau ketiga jika langkah-langkah pendinginan baru diterapkan," kata Christine.
BACA JUGA:
Langkah-langkah yang diambil pada Juli 2018 termasuk menaikkan bea atas pembelian properti tambahan dan memperketat batas pinjaman rumah.
Bahkan tanpa batasan tambahan, menurut Christine, pembeli mungkin masih berada dalam posisi yang lebih baik untuk menandatangani unit lebih cepat daripada nanti, karena harga rumah kemungkinan naik lebih lanjut karena ekonomi global diprediksi meningkat tahun ini.
Ekonomi Singapura diprediksi akan pulih seiring dengan langkah yang dilakukan negara itu mencegah penyebaran COVID-19 dan dimulainya vaksinasi. Pemerintah Singapura masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 4-6 persen tahun ini.