Jarang Muncul di Publik, Marshanda Tiba-tiba Jadi Saksi di Sidang Kekerasan
Marshanda (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Artis Marshanda menjadi saksi di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jawa Barat, atas kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Arya Claproth terhadap istrinya, Karen Pooroe.

Karen Pooroe yang merupakan artis jebolan ajang Indonesian Idol diduga menjadi korban KDRT yang diduga dilakukan suaminya, Arya Claproth selaku terdakwa dalam kasus ini. Marshanda hadir sebagai saksi yang didatangkan pihak Arya.

"Saya mengenal saudara terdakwa sejak saya masih kecil," kata Marshanda di PN Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, dilansir Antara, Selasa, 16 Februari.

Selain itu, Marshanda juga mengaku memiliki hubungan cukup dekat dengan Karen Pooroe. Bahkan, kata Marshanda, Karen sempat menjadi manajernya di dunia selebritas.

Terkait masalah KDRT di keluarga Arya dan Karen, Marshanda mengaku mengetahui hal tersebut bermula dari anaknya Arya dan Karen yang bernama Zefania saat bertemu.

Menurut dia, Zefania menyampaikan kepada dirinya bahwa sudah lelah melihat kedua orang tuanya itu yang tidak berhubungan baik ketika di rumah.

"Yang saya ketahui semua permasalahan itu karena masalah finansial," kata Marshanda.

Meski begitu, Marshanda pun mengakui bahwa dirinya tidak melihat secara langsung pertengkaran antara Karen dengan Arya.

Namun, ia mengetahui pertengkaran itu dari sebuah rekaman video yang berisi percekcokan antara Arya dengan Karen.

Marshanda mengungkapkan bahwa Karen telah beberapa kali mencoba untuk bunuh diri pada tahun 2015 dan tahun 2019.

"Saya tahu dari terdakwa, tapi kami ngobrol bertiga dengan pelapor (Karen), di situ terdakwa bilang pelapor ingin bunuh diri karena tidak ada uang, karena seharusnya ia perlu membayar jasa pemain band," katanya.

Kasus itu bergulir mulai dari penetapan Arya Claproth sebagai tersangka atas kasus dugaan KDRT yang dilakukan kepada istrinya yakni Karen Pooroe.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya pada Rabu, 11 Maret 2020 menyebut penetapan tersangka itu didasari oleh adanya barang bukti kekerasan verbal yang dilakukan Arya.

Kekerasan verbal itu berdampak pada psikis Karen Pooroe sebagai pelapor kasus tersebut. Namun pada saat itu Arya tidak ditahan karena ancaman hukumannya di bawah lima tahun penjara.