Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menanggapi sentilan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyinggung julukan gemoy cuma gimik politik tak punya gagasan.

Menurut Nusron, istilah 'Gemoy' merupakan opini masyarakat. Karenanya dia menilai, apabila dikritik maka sama saja membungkam pendapat publik.

"Ya namanya orang ini kan muncul dari organik, muncul dari masyarakat istilah-istilah itu, masa sih rakyat mau dibungkam? Katanya nggak boleh membungkam aspirasi rakyat, kok ini belum berkuasa saja, ikut pemilu mau membungkam aspirasi rakyat," ujar Nusron di Grand Sahid Jakarta, Senin, 27 November.

"Orang ekspresi dilarang," lanjutnya.

Politikus Golkar itu mempersilakan pihak-pihak lain mengkritik capres dan cawapres nomor urut 2. Namun, Nusron menilai, salah alamat bila mengkritik julukan gemoy yang diberikan masyarakat kepada Capres Prabowo Subianto.

"Ya kritik silakan, ya kan, kalau dia menyampaikan itu kritik silakan. Tapi masak ini muncul dari rakyat terus dipersoalkan, ya sama saja mempersoalkan ruang kreatifitas rakyat. Padahal, demokrasi itu memberikan kebebasan untuk ruang kreatifitas rakyat," kata Nusron.

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman menyindir pihak yang menggunakan gimik 'gemoy' dan 'santuy' untuk meraup suara pada pemilu 2024.

Diketahui, istilah gemoy yang merujuk pada kata gemas kekinian diserukan pendukung Prabowo. Sementara, kata santuy atau yang berarti santai adalah narasi politik yang digaungkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pimpinan Kaesang Pangarep.

"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy. Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," kata Sohibul dalam acara ‘Kick Off Kampanye Nasional PKS: Road to Final 2024’ di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu, 26 November.

Sohibul menilai, penggunaan gimik dalam politik memang sah-sah saja. Namun, mantan presiden PKS itu menyayangkan jika ada pihak yang sengaja menggunakan gimik itu untuk meraup suara pemilih dan tak mau beradu gagasan.

"Maka, PKS memelopori adanya politik gagasan, ini untuk mengatasi kondisi yang tidak kita harapkan, apalagi hari-hari ini, saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimiknya," kata Sohibul.