JAKARTA - Kritik keras soal IKN Nusantara yang dibangun Presiden Jokowi disuarakan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Anies menyebut ketimpangan tak bisa diatasi lewat pembangunan IKN, sedangkan Cak Imin melontarkan kritik bernada candaan.
"Itu kan pilihan aja, lagi enak di Jakarta, tiba-tiba disuruh ke hutan, entar dulu. Itu pilihan pribadi, referensi tinggal pribadi," kata Cak Imin Indonesia Millenial and Gen-Z Summit, di Jakarta sebagaimana dikutip Kumparan, Minggu, 26 November.
"Kalau sekarang kan memang (IKN Nusantara) belum layak ditinggali. Enggak layak tinggal di sana per hari ini," imbuh dia.
Sikap koalisi partainya soal pemindahan ibu kota itu ditegaskan Muhaimin masih dikaji. Jadi belum diputuskan kelanjutan nasib proyek IKN jika pasangan Anies-Muhaimin terpilih jadi Presiden dan Wakil Presiden.
"Kita lagi diskusi terus. Saya termasuk ingin mempertahankan IKN supaya jalan terus, tapi di Koalisi Perubahan akan diskusi terus," katanya.
BACA JUGA:
Anies Baswedan sebelumnya bicara panjang lebar tujuan membangun kota baru saat dialog terbuka Muhammadiyah di UMS Surakarta, pada Rabu, 22 November. Jawaban Anies menjawab pertanyaan para panelis dialog soal apakah pembangunan IKN prospektif bagi Indonesia.
Menurut Anies, tujuan dari membangun kota baru tak akan menghasilkan pemerataan. Justru sebaliknya, pembangunan kota baru justru membuat ketimpangan dengan daerah sekitarnya.
"Ketika tujuan membangun kota baru dan ibu kota baru adalah dengan alasan pemerataan, maka itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru, mengapa? Karena itu akan menghasilkan sebuah kota baru yang timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya," jawab Anies dikutip dari Youtube Kompas TV, Kamis, 24 November.
Menurut Anies, untuk pemerataan pembangunan di Indonesia maka pembangunan harus dilakukan menyasar kota kecil menjadi menengah dan menengah menjadi kota besar.
"Jadi antara tujuan mau memeratakan Indonesia tidak, kalau mau memeratakan Indonesia maka bangun kota kecil jadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh wilayah Indoneisa, bukan hanya membangun satu kota di tengah-tengah hutan," terang Anies.
Karena itu menurut Anies, apa yang dilakukan pemerintah dengan membangun IKN justru bermasalah. Langkah pemerintah tidak nyambung dengan tujuannya.