JAKARTA - Gelagat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berpindah gerbong ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies Baswedan dinilai sudah terlihat.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro bahkan menyebut kode sudah diberikan saat HUT ke-25 Partai Amanat Nasional (PAN).
"Ia memberikan kode-kode politik di HUT ke-25 PAN kemarin. Mulai soal ia tak dilibatkan terkait perubahan nama KKIR menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM)," kata Agung dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat, 1 September.
"Kemudian Cak Imin mulai melempar kegelisahnnya secara rutin dan puncaknya saat diberi kesempatan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk memberikan testimoni di mana ia melempar pesan soal soliditas koalisi," sambungnya.
Menurutnya, Cak Imin sadar jika dengan bergabungnya Partai Golkar dan PAN membuat peluang dirinya menjadi calon wakil presiden (cawapres) semakin tipis. Sehingga, bukan tak mungkin ia memikirkan opsi lain.
Sementara itu, KPP yang merupakan koalisi pendukung Anies terlihat mulai berpolemik di internal karena tak kunjung mengumumkan cawapres. "Mulai dari NasDem yang mendorong cawapres dari NU seperti Khofifah, Yenny Wahid, hingga Cak Imin. Sementara, PKS fokus menjagokan Ahmad Heryawan (Aher) dan Demokrat mendorong ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono," jelas Agung.
Lebih lanjut, Agung bilang bergabungnya PKB jika Anies benar menggandeng Cak Imin bisa membawa dampak elektabilitas. Apalagi, dia bisa menyasar ceruk pemilih dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
"Namun, secara kuantitatif saat berpasangan dengan Anies dan berhadap-hadapan dengan paket capres-cawapres koalisi lain, elektabilitas Cak Imin harus diakui belum semoncer AHY," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Anies Baswedan dikabarkan telah memutuskan Cak Imin sebagai cawapresnya. Kabar ini disampaikan oleh Partai Demokrat yang meradang karena merasa tadinya AHY yang sudah dipilih.
Sementara itu, Sekjen PKB Muhammad Hasanuddin Wahid menyebut tawaran Partai NasDem untuk bekerjasama di Pilpres 2024 merupakan tawaran dari langit. Penyebabnya, ajakan itu terjadi tiba-tiba.
"Wah itu jalan langit itu, ya kan? Karena kan tiba-tiba saja tepat dan Alhamdulilah, kita menyambut baik, intinya begitu," kata Hasanuddin kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 1 September.
Tapi, tawaran ini tak langsung disetujui. Keputusan masih akan dibahas di rapat pleno DPP bersama Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz PKB yang akan digelar di Surabaya, Jawa Timur, nanti sore.
Rencananya, rapat itu akan berlangsung di Grha Gus Dur PKB Jawa Timur pukul 15.00 WIB. Hasanuddin meminta agar publik menunggu hasil rapat tersebut.