Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 adalah yang paling miskin gimik dibanding dua pasangan calon lainnya.

"Sebetulnya Pak Prabowo dan Mas Gibran itu satu dari tiga kandidat yang paling miskin gimik," kata Nusron saat wawancara bersama ANTARA di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan dilansir ANTARA, Rabu, 20 Desember.

Menurut Nusron, pasangan calon nomor urut 1 dan 3, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih banyak menampilkan gimik. Namun, kata dia, gimik kedua pasangan calon itu tidak diterima oleh masyarakat.

"Coba lihat, Mas Anies itu gimiknya banyak. Ada main pakai sarung lah, gimik main sepeda lah, mungkin tinggal gimik satu aja yang belum itu: balapan pakai karung yang belum dilakukan," ucap Nusron.

"Kemudian kalau Mas Ganjar, gimiknya banyak sekali. Gimiknya pakai senam lah istrinya, pakai maraton lah, kemudian pakai naik sepeda lah, dan sebagainya. Semuanya dilakukan gimiknya," sambung dia.

Nusron menilai, Prabowo hanya memiliki satu gimik, yakni joget gemoy dan langsung diterima oleh masyarakat karena narasi gimik itu muncul dari masyarakat, bukan tim Prabowo.

"Jadi, kalau mengatakan bahwa Pak Prabowo itu miskin gagasan hanya kebanyakan gimik, terbalik. Wong (orang, red.) kita ini justru miskin gimik, kok. Satu (gimik), tapi diterima; dan kita juga banyak gagasan," imbuhnya.

Dijelaskan Nusron, Prabowo dan Gibran menawarkan banyak gagasan yang berdampak ke berbagai sektor kehidupan masyarakat. Misalnya, program makan siang dan bagi susu gratis untuk semua anak Indonesia.

"Dampak turunan dari makan siang gratis itu akan banyak menimbulkan efek domino yang luar biasa. Pertama, pengadaan beras di setiap desa, setiap sekolahan, pengadaan daging, pengadaan telur, pengadaan sayur mayur, dan itu memungkinkan efek ekonominya luar biasa," ucap Nusron.

Karena itu, Nusron menepis anggapan Prabowo-Gibran merupakan pasangan calon yang hanya menampilkan gimik di hadapan publik.

"Sekarang kalau kemudian Pak Prabowo-Gibran itu dikatakan hanya gimik tanpa gagasan, gagasan-nya pasangan calon lain itu apa untuk memajukan Indonesia? Gagasan tidak ada, gimik tidak kuat. Akhirnya yang ada apa? Hanya mengkritik lawan," ujarnya.