Harapkan Gencatan Senjata Bisa Memfasilitasi Evakuasi yang Layak, Dokter di Gaza: Situasi Sangat Mengerikan
Ambulans di gerbang RS Al-Shifa terkena serangan Israel terhadap Gaza. (Twitter/@MSF_USA)

Bagikan:

JAKARTA - Dokter rumah sakit di Gaza berharap, gencatan senjata yang direncanakan dimulai Jumat pagi waktu setempat, mampu memfasilitasi evakuasi yang layak terutama bagi pasien.

Salah satu dari sedikit staf medis yang masih berada di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara Ahmed Mokhallalati mengatakan kepada CNN, serangan udara besar-besaran menciptakan tantangan yang lebih besar bagi evakuasi staf dan pasien.

Mokhallalati mengatakan masih ada ratusan orang di rumah sakit tersebut, menggambarkan situasi di rumah sakit tersebut "sangat mengerikan di sini."

"Ini situasi yang sangat mengerikan. Saat ini kami memiliki sekitar 200 pasien, mungkin 250 anggota keluarga atau kerabat pasien, dan hanya beberapa staf," ujarnya, melansir CNN 24 November.

Mokhallalati, kepala bedah plastik dan luka bakar di Al-Shifa, mengatakan dia adalah satu dari hanya dua dokter di rumah sakit tersebut, yang telah menyaksikan kehadiran militer Israel secara ekstensif selama lebih dari seminggu.

Israel Defense Forces (IDF) telah melaporkan menemukan jaringan terowongan luas yang digunakan oleh Hamas di rumah sakit tersebut. Direktur rumah sakti tersebut ditahan oleh IDF saat hendak evakuasi bersama konvoi kemanusiaan pada Hari Rabu, untuk dimintai keterangan seputar aktivitas kelompok militan tersebut.

Mokhallalati mengatakan, evakuasi terakhir seharusnya dilakukan pada Hari Rabu untuk pasien yang tersisa.

"Sayangnya, Israel mengizinkan WHO dan PBB hanya mendapatkan 14 ambulans dan dua bus yang masing-masing berkapasitas 20 penumpang," ungkapnya.

Mokhallalati mengatakan, IDF telah berulang kali meminta rumah sakit dievakuasi. Namun, dia bersikeras bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan tanpa ambulans, karena banyak pasien mengalami cedera punggung parah, termasuk patah tulang belakang.

"Pasien-pasien ini, setidaknya 57 di antaranya, harus ditandu," jelasnya.

Lebih jauh dia mengatakan, dua puluh pasien berkursi roda telah memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit pada Hari Kamis, bersama dengan sekitar 50 anggota keluarga. Sedangkan 50 orang lainnya yang menginap di rumah sakit juga telah pergi.

Mokhallalati juga mengatakan, sekitar 10 hari rumah sakit tidak memiliki listrik, air, air minum atau makanan segar. Mereka yang masih di sana bertahan dengan makanan kaleng.

Ia mengatakan, gencatan senjata yang akan dimulai pada hari Jumat pukul 7 pagi waktu setempat adalah "satu-satunya harapan untuk mengevakuasi pasien dengan cara yang tepat."

"Harusnya kita jelas dan bilang (Al-Shifa) sudah tidak bisa lagi tempat untuk menolong pasien. Jadi sebaiknya kita tinggalkan saja," sesalnya.

"Saya harap besok pagi (hari ini) kami sudah bisa meninggalkan Al-Shifa dan mengevakuasi para pasien," tandasnya.