LONDON - Save the Children menggema menuntut “gencatan senjata segera dilakukan” di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza dan memperingatkan bahwa jumlah korban akan meningkat seiring dengan habisnya pasokan air.
“Lebih dari 1.000 anak dilaporkan tewas dalam 11 hari serangan udara di Gaza – satu anak tewas setiap 15 menit – dan sepertiga dari total korban jiwa di Gaza adalah anak-anak,” kata NGO Inggris itu dalam pernyataannya.
Soal “situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan” di Gaza yang berada di bawah “kepungan total”, mereka mencatat peringatan pada Senin oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk warga Palestina di Timur Dekat tentang pasokan air bersih.
BACA JUGA:
“Masyarakat terutama anak-anak akan segera meninggal karena dehidrasi,” kata UNRWA dikutip dari Anadolu.
“Air hampir habis dan waktu hampir habis untuk anak-anak Gaza,” kata Jason Lee, direktur kantor Save the Children’s Palestine.
“Tanpa berakhirnya pertempuran – tanpa gencatan senjata – ribuan nyawa anak-anak berada dalam bahaya," tutur dia.
Mengenai laporan yang mengatakan bahwa pemerintah Israel melanjutkan pasokan air pada hari Minggu ke selatan Gaza, LSM tersebut mengatakan bahwa pompa air yang bergantung pada listrik tidak berfungsi selama empat hari tanpa aliran listrik di Jalur Gaza.
“Pagi ini, PBB memperingatkan bahwa semua rumah sakit di Gaza diyakini hanya memiliki sisa bahan bakar sekitar 48 jam untuk mengoperasikan generator cadangan, sehingga ribuan pasien, termasuk anak-anak, berada dalam risiko,” tujarnya.