Bagikan:

JAKARTA - Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dan seorang komandan Hamas, sementara petugas medis berjuang untuk merawat para korban, bahkan menyiapkan ruang operasi di koridor rumah sakit.

Tank-tank Israel mulai memasuki Gaza, setidaknya selama empat hari terakhir, setelah berminggu-minggu pengeboman melalui udara sebagai pembalasan serangan kelompok militan Palestina Hamas terhadap wilayah selatan negara mereka, menewaskan lebih dari 1.538 warganya, melukai sekitar 5.400 warga dan lebih dari 200 orang disandera.

Dalam sebuah pengumumannya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan jet tempurnya menyasar kamp pengungsi terbesar di Gaza, Jabalia, menewaskan salah satu petinggi kunci Hamas, Ibrahim Biari.

"Dia sangat penting, bahkan menurut saya sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober terhadap Israel dari bagian timur laut Jalur Gaza," kata juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus, melansir Reuters 1 November.

Lebih lanjut Conricus mengatakan, lusinan pejuang Hamas berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari dan juga tewas ketika terowongan itu runtuh dalam serangan itu, kata Conricus.

"Dan saya memahami bahwa hal ini juga menjadi alasan mengapa ada banyak laporan mengenai kerusakan tambahan dan korban di pihak non-tempur. Kami juga sedang menyelidiki hal tersebut," terangnya.

Sementara itu, pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 50 warga tewas di kamp pengungsi tersebut dan 150 lainnya luka-luka.

Tapi, juru bicara Hamas Hazem Qassem membantah ada komandan senior di sana, menyebut klaim sepihak Israel tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil.

Pernyataan Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban yang dilaporkan.

Ledakan tersebut meninggalkan kawah besar yang dikelilingi oleh reruntuhan bangunan beton.

Diketahui, Israel telah mengirimkan peringatan berulang kali kepada warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara. Meski banyak yang mengungsi ke selatan menaati peringatan itu, banyak juga yang tidak mengungsi.

Hingga Selasa, jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah mencapai 8.525 orang, kata Kementerian Kesehatan di Gaza, dikutip dari Anadolu.

"Para korban termasuk 3.542 anak-anak dan 2.187 perempuan, sementara 21.543 orang lainnya terluka," terang juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers di Kota Gaza.

Lebih jauh, ia mengatakan kementerian telah menerima laporan sekitar 2.000 orang masih terjebak di bawah reruntuhan, termasuk 1.100 anak-anak.

Al-Qudra menambahkan, 130 petugas medis tewas dan 25 ambulans hancur dalam serangan udara Israel sejak 7 Oktober.

"Pasukan pendudukan dengan sengaja menargetkan 57 fasilitas kesehatan, memaksa 15 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer tidak berfungsi," tambahnya.