JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Indonesia mengutuk keras serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina yang menewaskan sejumlah warga sipil.
"Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil," kata Menlu Retno dari Beijing, mengutip keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Senin 20 November.
"Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional," tegasnya.
Semua negara, lanjut Menlu Retno, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya.
Lebih jauh diterangkan olehnya, terkait dengan tiga WNI yang menjadi relawan di rumah sakit tersebut, Kementerian Luar Negeri masih kehilangan kontak dengan mereka.
"Saya sendiri telah menghubungi UNRWA di Gaza, untuk menanyakan situasi RS Indonesia dan memperoleh jawaban, bahwa UNRWA juga tidak dapat melakukan kontak dengan siapapun di RS Indonesia saat ini," ungkapnya.
"Saya juga sudah berusaha menghubungi WHO dan Palang Merah Internasional, namun belum mendapatkan jawab," lanjutnya.
Kendati demikian, Menlu Retno memastikan pihaknya terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, untuk memeroleh infomrasi mengenai RS Indonesia dan keselamatan ketiga WNI tersebut.
"Koordinasi dengan Mer-C Jakarta juga terus kita lakukan. Dan mari kita doakan agar mereka selamat dan selalu diberi perlindungan Allah SWT," kata Menlu Retno.
Sebelumnya, sedikitnya 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan terhadap RS Indonesia di Gaza Utara pada Hari Senin, kata kementerian kesehatan di wilayah tersebut, seperti dikutip dari Anadolu.
BACA JUGA:
Dalam sebuah pernyataan, kementerian memperingatkan nyawa ribuan pasien, tenaga medis dan pengungsi "berada dalam risiko kematian akibat pemboman langsung dan berulang-ulang terhadap Rumah Sakit Indonesia."
Terpisah, kantor berita resmi Palestina, Wafa, sebelumnya melaporkan delapan orang akibat tembakan artileri Israel terhadap fasilitas kesehatan tersebut.
Menurut kantor berita tersebut, ada 150 pasien, 100 staf medis dan ribuan pengungsi di dalam fasilitas tersebut.