3 WNI di Gaza Masih Sulit Dihubungi, Menlu: Kami Terus Berikhtiar
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi (dok Kemlu)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah masih kesulitan dalam menghubungi tiga warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai relawan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

"Kontak langsung dengan tiga WNI yang bekerja sebagai relawan RS Indonesia di Gaza masih belum dapat dilakukan sejak serangan itu terjadi," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keteranganya, Rabu 22 November.

Ia juga mengungkapkan bahwa informasi yang diperoleh dari berbagai lembaga PBB dan pihak-pihak di Gaza masih sangat terbatas.

"Sementara kami terus berupaya menjalin kontak, informasi terkini tetap sulit diperoleh. Namun, kami akan terus berikhtiar secara maksimal," tambah Retno.

Keberadaan dan keselamatan Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi menjadi perhatian utama setelah beredar kabar serangan Israel terhadap RS Indonesia di Gaza yang menewaskan setidaknya 12 orang.

Meskipun RS Indonesia telah dikonfirmasi sebagai sasaran serangan, ketiga relawan MER-C menolak dievakuasi karena mereka berkomitmen untuk melanjutkan misi kemanusiaan di Gaza.

Sementara itu, Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad mengungkapkan dari informasi yang didapatkan dari berbagai sumber di Gaza, tiga relawan MER-C dalam keadaan sehat.

"Kami menerima beberapa foto sebagai bukti. Mereka saat ini berada di Rumah Sakit Indonesia," kata Sarbini.

Sarbini juga menyampaikan bahwa di RS Indonesia, terdapat setidaknya 700 orang luka-luka yang sedang dirawat, dan sekitar 5.000 orang mengungsi di dalam fasilitas tersebut.

Pemerintah Indonesia telah mengutuk keras serangan Israel terhadap RS Indonesia, menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional. Indonesia juga mendesak semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, untuk menggunakan pengaruh mereka guna mendorong Israel agar menghentikan tindakan kekerasan tersebut.

Pekan lalu, Israel juga menyerang RS Al-Shifa dan mengklaim bahwa Hamas memiliki pusat komando bawah tanah yang tersembunyi di bawah fasilitas medis tersebut. Klaim tersebut dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina.

Lebih dari 13.000 korban di Gaza dilaporkan meninggal dunia akibat pengeboman Israel sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 jiwa.