JAKARTA - China akan berupaya meredam pertempuran dan mengurangi krisis kemanusiaan di di Jalur Gaza, Palestina, saat menggelar pertemuan dengan menteri-menteri dari negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Beijing, Hari Senin.
Delegasi ini terdiri dari Sekjen OKI Hissein Brahim Taha, serta antara lain Menlu RI Retno Marsudi, Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, hingga Menlu Palestina Riyad Al-Maliki. Delegasi tersebut diterima oleh Menlu China Wang Yi.
Delegasi tersebut, yang akan bertemu dengan para pejabat yang mewakili masing-masing dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, juga memberikan tekanan pada Barat untuk menolak pembenaran Israel atas tindakannya terhadap warga Palestina sebagai bentuk pembelaan diri.
"Kami di sini untuk mengirimkan sinyal yang jelas: yaitu kita harus segera menghentikan pertempuran dan pembunuhan, kita harus segera mengirimkan pasokan kemanusiaan ke Gaza," kata Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal, melansir Reuters 20 November.
Sementara itu, Menlu Wang Yi mengatakan Beijing adalah "teman baik dan saudara bagi negara-negara Arab dan Muslim," menambahkan pihaknya "selalu dengan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memulihkan hak dan kepentingan nasional mereka yang sah."
Sejak krisis terbaru di Gaza pecah bulan lalu, Kementeran Luar Negeri berulang kali menyerukan deeskalasi dan agar Israel-Palestina mengupayakan solusi dua negara, alih-alih mengecam Hamas.
"China akan berupaya untuk memadamkan pertempuan di Gaza sesegera mungkin, meringankan krisis kemanusiaan dan mendorong penyelesaian masalah Palestina secara dini, komprehensif, adil dan langgeng," tambah Menlu Wang Yi.
Terpisah, Duta Besar Israel untuk Beijing Irit Ben-Abba mengatakan kepada wartawan asing pada Hari Senin, dia berharap tidak akan ada "pernyataan apa pun dari kunjungan ini mengenai gencatan senjata, sekarang bukan saat yang tepat.”
Dia mengatakan, Israel berharap delegasi tersebut akan berbicara tentang sandera yang ditahan oleh Hamas "dan menyerukan pembebasan mereka segera tanpa prasyarat", menambahkan pihak-pihak yang terlibat harus berbicara bersama tentang "peran Mesir dalam memfasilitasi bantuan kemanusiaan."
BACA JUGA:
Diketahui, kantor media di Gaza mengatakan pada Hari Minggu, jumlah korban tewas di kawasan tersebut sejak 7 Oktober telah mencapai 13.000 orang, termasuk lebih dari 5.500 anak-anak dan 3.500 wanita, seperti dikutip dari Anadolu.
Sementara, jumlah korban luka-luka telah melampaui 30.000 orang, dengan lebih dari 75 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, katanya dalam sebuah pernyataan.
Sedangkan pemerintah mengatakan jumlah orang hilang mencapai 6.000 orang, dan sebagian besar dari mereka diduga tergeletak di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh.