Kepala HAM PBB: Tidak Ada Tempat Aman di Gaza, Berapa Banyak Lagi Warga Sipil yang akan Terbunuh?
Dampak serangan Israel terhadap Gaza. (Wikimedia Commons/Palestinian News & Information Agency (Wafa) in contract with APAimages)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (HAM PBB) Volker Turk mempertanyakan berapa banyak lagi warga sipil yang akan terbunuh di Gaza, saat jumlah korban tewas terus bertambah, mendesak segera gencatan senjata atas nama kemanusiaan dan HAM.

Volker Turk mengatakan, pembunuhan warga sipil di sekolah-sekolah Gaza dan evakuasi besar-besaran dari Rumah Sakit Al-Shifa, adalah tindakan yang bertentangan dengan perlindungan dasar yang diberikan kepada warga sipil berdasarkan hukum internasional.

"Aturan hukum humaniter internasional, termasuk prinsip pembedaan, proporsionalitas dan tindakan pencegahan dalam melakukan serangan harus dipatuhi dengan ketat," ujarnya, melansir CNN 20 November.

"Kegagalan untuk mematuhi aturan-aturan ini mungkin merupakan kejahatan perang," tandasnya.

Militer Israel sebelumnya menolak tuduhan kejahatan perang, mengatakan serangannya terhadap apa yang disebutnya sebagai sasaran Hamas, mengikuti hukum internasional dan berupaya meminimalkan korban sipil.

Lebih jauh Turk menyebut kejadian yang terjadi dua hari terakhir ini sangat menghebohkan dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak dapat dipercaya.

Dia mengatakan ratusan orang telah meninggalkan Rumah Sakit Al-Shifa dan terlihat menuju ke selatan.

"Tidak ada tempat yang aman di Gaza," tandasnya.

Lebih jauh Turk menerangkan, IDF telah menyebarkan selebaran di Khan Younis, Gaza selatan, tempat ratusan ribu warga Gaza mengungsi, memberitahu penduduk untuk pergi ke tempat perlindungan yang tidak ditentukan.

"Terlepas dari peringatan, Israel berkewajiban untuk melindungi warga sipil di manapun mereka berada," tegas Turk.

Turk juga kembali menyerukan gencatan senjata segera atas dasar kemanusiaan dan hak asasi manusia.

"Rasa sakit, ketakutan, dan ketakutan yang tergambar di wajah anak-anak, perempuan dan laki-laki terlalu berat untuk ditanggung," tandasnya.

"Berapa banyak lagi kekerasan, pertumpahan darah dan kesengsaraan yang diperlukan sebelum orang-orang sadar? Berapa banyak lagi warga sipil yang akan terbunuh? Ini harus dihentikan," serunya.

Terpisah, kantor media di Gaza mengatakan pada Hari Minggu, jumlah korban tewas di kawasan tersebut sejak 7 Oktober telah mencapai 13.000 orang, termasuk lebih dari 5.500 anak-anak dan 3.500 wanita, seperti dikutip dari Anadolu.

Sementara, jumlah korban luka-luka telah melampaui 30.000 orang, dengan lebih dari 75 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, katanya dalam sebuah pernyataan.

Sedangkan pemerintah mengatakan jumlah orang hilang mencapai 6.000 orang, dan sebagian besar dari mereka diduga tergeletak di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh.