Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman mengamini pernyataan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan yang mengimbau semua pihak tak gampang melabeli orang dengan sebutan bocah ingusan ataupun pengkhianat.

Habiburokhman menilai, label 'bocah ingusan' yang sempat dialamatkan ke Cawapres Gibran Rakabuming juga salah alamat. Sebab, kata dia, Gibran bukan lagi anak-anak dan punya hasil kerja sebagai kepala daerah.

"Ya benar kan, yang disampaikan Pak Luhut. Jangan mudah menjudge ya. Kalau misalnya Gibran bocah ingusan, narasi tersebut dialamatkan kepada Pak Gibran, saya pikir kan salah alamat. Pak Gibran kan juga bukan bocah 36 tahun. Juga nggak ingusan kita lihat kan, nggak flu. Jadi kalau dilihat dari prestasi, kinerja, kapasitasnya jelas-jelas ini bukan bocah ingusan," ujar Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 20 November.

Demikian pula dengan label pengkhianat, menurutnya, dari sudut mana Gibran bisa disebut dengan istilah itu. Habiburokhman menilai, putra sulung Presiden Jokowi itu setia berbakti pada bangsa bukan elite tertentu.

"Kemudian soal pengkhianat kan sudut pandangnya seperti apa, loyalitas itu kan kepada bangsa dan negara, pada nilai-nilai kebaikan yang kita perjuangkan kepada bangsa dan negara bukan kepada elit-elit politik," kata wakil ketua Komisi III DPR itu.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengimbau untuk tidak mudah memberikan label terhadap orang lain di tengah tingginya tensi politik menjelang Pilpres 2024.

"Jangan kita gampang judge orang lain, bilang ingusan lah bilang penghianat lah, siapa sih yang mau jadi penghianat," kata dia lewat video yang diunggah di akun instagramnya, Sabtu, 18 November.

Label ingusan dan pengkhianat itu sebelumnya dilontarkan Politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan. Dia menyebut putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan.

Panda juga mengaku tidak menyukai sikap Gibran yang menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto tanpa pamit ke partai.