Bagikan:

YOGYAKARTA - Sosok Panda Nababan tengah menjadi sorotan setelah menyebut Gibran sebagai anak ingusan. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat Diskusi Adu Perspektif pada akhir Juni lalu. Panda memang terkenal sebagai politikus yang blak-blakan dalam berbicara. Seperti apa profil Panda Nababan?

Tidak hanya menyinggung putra sulung Jokowi, Panda Nababan juga pernah melontarkan kritikan kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution. Panda mengaku kecewa dengan kinerja Bobby yang tidak punya prestasi sebagai pemimpin daerah. 

Panda Nababan memang tidak takut terseret kontroversi meski sering menyampaikan kritikan tegas dan jujur. Publik pun penasaran dengan profil Panda Nababan dan sepak terjangnya di dunia politik.

Profil Panda Nababan

Nama Panda Nababan memang sudah tidak asing lagi di dunia politik Indonesia. Panda merupakan politikus senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sudah sejak lama Panda dikenali sebagai politikus yang tugas dan blak-blakan dalam berkomentar. 

Panda Nababan lahir pada 13 Desember 1959 di Desa Purbatua, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).

Dalam jenjang pendidikan, Panda bersekolah di SMP Nasrani Medan dan lulus dari sekolah itu pada 1959. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan SMA di lembaga pendidikan yang sama dan lulus pada 1962.

Setelah lulus SMA, ia sempat melanjutkan pendidikan kuliah di Universitas HKBP Nommensen di Pematangsiantar hingga 1963. Kemudian, Panda pindah ke Jakarta dan melanjutkan perkuliahan di Universitas Bung Karno hingga 1966.

Tidak sampai di sana, Panda berpindah lagi dan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Publisistik, Jakarta sepanjang tahun 1968—1969. Pada 1979, Panda memperoleh kesempatan untuk mendalami studi jurnalistik di NRC Handelsblaad, Rotterdam.. 

Karier Politik Panda Nababan

Panda Nababan mulai terjun ke dunia politik pada tahun 1993 dengan bergabung ke PDIP. Selama menjadi kader partai banteng, Panda Nababan merupakan sosok yang aktif dalam berbagai kegiatan dan pernah menjabat sejumlah posisi penting.

Panda Nababan pernah menjadi Ketua DPD PDI di Sumatera Utara. Sampai saat ini, Panda masih loyal dan mempunyai peran penting sebagai politisi senior di PDIP. Bersama partai merah, Panda terpilih menjadi anggota DPR RI untuk Komisi II yang menangani bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Panda sudah berulang kali menjadi sorotan publik dan media massa karena sikapnya yang tegas dan berani menyampaikan pendapat secara terbuka atau jujur. 

Meski begitu, Panda Nababan juga pernah terseret dalam kontroversi. Pada tahun 2013, Panda diduga terlibat dalam kasus suap dengan sejumlah anggota DPR. Namun Panda berhasil melewati masa-masa sulit tersebut dan tetap menjadi sosok yang disegani di ranah politik tanah air. 

Panda Nababan tak hanya berkecimpung di dunia politik, namun dia juga aktif dalam berbagai organisasi dan lembaga. Panda Nababan sudah terlibat dalam dunia organisasi atau aktivis sejak masih mahasiswa. Ia pernah bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada tahun 1963. Beriringan dengan itu, Panda juga menjabat sebagai ketua Departemen Organisasi dari Gerakan Mahasiswa Bung Karno di Jakarta hingga tahun 1966. 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pertimbangan dan Pengawasan PDIP. Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI. Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Pakar Komite Nasional Pemantauan Pelaksana Otonomi Daerah. Panda juga tercatat pernah bekerja sebagai wartawan. Selepas menjadi wartawan, ia juga aktif sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia pada tahun 1970 hingga 1975. 

Demikianlah profil Panda Nababan dan sepak terjangnya di dunia politik. Meski sudah memasuki usia senja berumur lebih dari enam puluh tahun, Panda Nababan tetap tampil aktif dalam perpolitikan Indonesia. Sosok Panda Nababan juga masih disegani dan dihormati oleh banyak orang karena sikapnya tegas dan jujur dalam mengamati keadilan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.