Bagikan:

JAKARTA - Polda Metro Jaya menyebut pembunuhan terhadap DDY, pegawai Mass Rapid Transit (MRT) oleh tiga tersangka berawal dari aksi penipuan. Ketiganya menggunakan atribusi agama untuk meyakinkan korban.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut, atribusi agama digunakan oleh tersangka R lewat akun Facebook miliknya. Tujuannya, agar korban tak curiga.

"Di Facebooknya itu DP-nya ada menggunakan pakaian muslim dan lain sebagainya. Sehingga ini merupakan desepsi seolah-olah mereka orang baik-baik yang ingin bertransaksi kendaraan," ujar Hengki kepada wartawan, Jumat, 17 November.

Dengan cara itu, korban percaya dan mau memulai bertransaksi. DDY diajak bertemu di salah satu apartemen di kawasan Jakarta Selatan, 9 November.

Tak curiga, korban mengamini ajakan tersebut. Setibanya di lokasi yang ditentukan, mereka bertemu di salah satu unit apartemen.

Saat itu, para tersangka memberi minuman yang telah diberi obat bius. Namun, gagal karena DDY tak terpengaruh.

"Pada saat diberi obat bius, ternyata tidak ada pengaruh terhadap korban. karena tidak ada pengaruh," sebutnya.

Sehingga, salah satu tersangka menggunakan silat lidahnya dan menujukan bukti transfer pembayaran mobil telah lunas.

Padahal, bukti itu palsu lantaran sudah diedit. Terlebih, mereka tak mengirimkan uang ke rekening korban sepeserpun.

Tak percaya, korban pun pamit pulang. Tapi para tersangka menggunakan dalih lainnya dengan meminta DDY untuk mengantarnya pulang.

Dalam perjalanan itu, ketiga tersangka yang satu di antaranya masih buron itu menghabisi nyawa korban. Mereka dengan sadis menyayat leher dan menikam dada DDY di dalam mobil.

"Pada saat di gerbang tol Tebet Jakarta Selatan ini dilakukanlah pembunuhan tersebut dgn cara yang sangat sadis," kata Hengki.

Setelah korban tewas, mereka membuang jasadnya ke aliran kali Banjir Kanal Timur (BKT) Cakung, Jakarta Timur.

Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menangkap tiga tersangka kasus pembununan karyawan MRT berinisial DDY. Para tersangka yakni R, IS, dan JS. Tapi, masih ada satu orang lainnya yang buron.

Adapun, DDY ditemukan mengapung dalam kondisi tak bernyawa di aliran kali Banjir Kanal Timur (BKT) Cakung, Jakarta Timur, Jumat, 10 November.

​​​​​​​