JAKARTA – Bubaran konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta Pusat menjadi ladang rezeki bagi para sopir ojek online (ojol). Sebab, banyak penonton konser Coldplay memilih naik motor daripada menggunakan mobil, lantaran kemacetan yang terjadi di sekitar Senayan, Rabu, 15 November.
Ada hal menarik yang menjadi sorotan. Beberapa sopir ojol justru mematikan aplikasi untuk mendapatkan penumpang. Mengapa?
Untuk menjaga privasinya, nama sopir ojol ini diinisialkan, SM. Dia mengungkap alasan mengapa aplikasi dimatikan disaat ada keramaian di pusat kota Jakarta.
Menurut SM, menerima penumpang melalui aplikasi disaat bubaran acara musik yang ramai, seperti konser Coldplay, justru nilainya kecil.
“Harganya murah banget. Misalnya nih, harganya Rp12 ribu (harga aplikasi), saya tidak mau. Saya minta Rp50 ribu,” kata SM kepada VOI di SUGBK, Rabu malam, 15 November.
SM menambahkan, pertimbangan lainnya adalah kemacetan yang sangat panjang sekali.
“Belum kalau macetnya. Makanya saya tidak mau kalau jalur aplikasi,” ucapnya.
BACA JUGA:
SM juga mengatakan, cara lain tanpa mematikan aplikasi adalah dengan melakukan negosiasi diluar billing otomatis.
Maksudnya, awalnya jika ia mendapat penumpang melalui aplikasi, namun pada saat bertemu dengan penumpangnya dilakukan negosiasi harga.
“Jadi awalnya tetap pakai aplikasi. Nanti pas ketemu kita kasih tahu harganya. Kalau mau dianterin,” ungkap SM.
Memang, kemacetan di sekitar Senayan disaat bubaran konser Coldplay cukup panjang. Ruas jalan dipadati kendaraan, dari berbagai arah. Kondisi tersebut tentunya sangat dikeluhkan banyak pihak. Salah satunya adalah sopir ojol yang ternyata memanfaatkan momen bubaran konser Coldplay sebagai ladang pemasukan lebih.