Penyelidik WHO Temukan Kemungkinan Virus Corona di China Menyebar Sebelum Desember 2019, Ini Dasarnya
Tim WHO di Wuhan. (Thomas Peter Reuters via Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Tim ahli gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang baru saja menyelesaikan penyelidikan asal-usul virus corona di Wuhan, China. Menemukan petunjuk jika virus tersebut sudah menyebar lebih luas pada Desember 2019, lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya. 

Penyelidik utama misi WHO Peter Ben Embarek menuturkan kepada CNN, misi yang dijalaninya menemukan beberapa tanda penyebaran yang lebih luas di tahun 2019, termasuk menemukan adanya lebih dari selusin varian virus corona di Wuhan, China pada Desember 2019. 

Ini membuat perlu segera dilakukan penyelidikan terhadap ratusan ribu sampel darah dari Kota Wuhan, termasuk juga data mentah 174 kasus COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di China. Sebab, Otoritas Negeri Tiongkok belum memberikan akses ke data kunci ini.

Kendati tim diberi akses untuk berbicara dengan pasien COVID-19 pertama menurut Otoriats China, namun lambatnya akses terhadap data kunci membuat kekhawatiran para ilmuwan bertambah, jika virus ini telah menyebar di China jauh sebelum kemunculan 'resmi' pada pertengahan Desember 2019.

"Virus itu telah menyebar luas di Wuhan pada Desember (2019). Ini merupakan temuan baru," jelas Embarek yang baru saja kembali ke Swiss dari Wuhan kepada CNN.

Embarek menuturkan, dengan perkiraan penyebaran yang lebih luas, kemungkinan jumlah kasus infeksi virus corona pada Desember 2019 sudah menyerang lebih dari 1.000 orang.

"Kami belum melakukan pemodelan apa pun sejak itu. Tapi kami tahu, dalam angka kasarnya dari populasi yang terinfeksi, sekitar 15% berakhir menjadi kasus yang parah dan sebagian besar adalah kasus ringan," paparnya.

Lebih jauh dijelaskan olehnya, misi yang dilakukan oleh 17 ilmuwan WHO dan 17 ilmuwan China ini, memperluas jenis materi genetik virus yang mereka periksa. Ini memungkinkan mereka untuk memeriksa sampel genetik parsial, bukan hanya sampel lengkap. 

Hasilnya, untuk pertama kalinya terkumpul 13 urutan genetik berbeda dari virus SARS-CoV-2 sejak Desember 2019. Jika data ini diperiksa dengan data pasien di Bulan Desember, akan memberikan petunjuk berharga tentang waktu dan geografis penyebaran wabah sebelum Desember. 

"Beberapa dari mereka berasal dari pasar. Beberapa dari mereka tidak terkait dengan pasar, termasuk pasar makanan laut Huanan di Wuhan, yang diduga berperan dalam penyebaran pertama virus. Ini adalah sesuatu yang kami temukan sebagai bagian dari misi kami. Bagian dari interaksi yang kami lakukan bersama," terangnya.

Kendati demikian, Embarek enggan menarik kesimpulan tentang apa arti 13 varian tersebut terkait penyebaran wabah sebelum Desember. Tetapi, penemuan tersebut memberi kesan virus telah beredar lebih lama, seperti yang disampaikan sejumlah ahli virus sebelumnya. 

"Karena sudah ada keragaman genetik dalam sampel sekuens SARS-CoV-2 dari Wuhan pada Desember 2019, kemungkinan virus itu beredar lebih dahulu sebelum bulan tersebut," Ahli Virus University of Sydney, Australia Prof Edward Holmes.

Holmes yang mempelajari durasi kemunculan virus menjelaskan, 13 urutan ini mungkin mengindikasikan virus corona menyebar selama beberapa waktu tanpa terdeteksi, sebelum wabah di Wuhan pada Desember 2019. 

"Data ini sesuai dengan analisis lain bahwa virus muncul pada populasi manusia lebih awal dari Desember 2019 dan ada periode penularan samar sebelum pertama kali terdeteksi di pasar Huanan," paparnya.

Tim WHO sendiri berharap dapat kembali ke Wuhan dalam beberapa bulan mendatang untuk melanjutkan penyelidikannya. Namun menurut Embarek, waktu pasti kunjungan berikutnya belum bisa dipastikan.

Targetnya, bisa segera memeriksa sampel biologis yang belum bisa merek akses dalam kunjungan pertama ini, khususnya ribuan sampel dari bank donor darah Wuhan yang berasa dari dua tahun lalu (2019). 

"Ada sekitar 200.000 sampel yang tersedia di sana yang sekarang diamankan dan dapat digunakan untuk serangkaian studi baru. Akan sangat fantastis jika kami bisa [bekerja] dengan itu," tukasnya, kendati menyadari ada kesulitan teknis untuk mengakses sampel tersebut.