JAKARTA - Belum lama ini WHO mengirimkan tim ahli untuk meneliti asal-usul COVID-19. Tim tersebut akan segera mengakhiri penelitiannya di Wuhan, mereka ditugaskan untuk mengungkap sumber virus Corona.
Sampai saat ini, sumber virus corona masih simpang-siur. Sebelumnya AS telah menuduh China yang menyebabkan tersebarnya virus ini. Beberapa waktu kemudian, China menuding AS penyebabnya dengan menunjuk ke lab militer, Fort Detrick.
Menurut kepala tim riset WHO, Peter Ben Emberek mengatakan bahwa tuduhan bocornya lab virologi Wuhan adalah keliru. Ia mengatakan tuduhan tersebut tidak benar.
“Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin, tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian di masa mendatang,” ujar Embarek sebagaimana yang dikutip dari Reuters, Rabu, 10 Februari.
Amerika sendiri pada masa pemerintahan Trump kerap menuding laboratorium virologi Wuhan sebagai asal virus corona. Bahkan di akhir masa pemerintahan Trump, Kemenlu AS membeberkan sebuah laporan berjudul "Fact Sheet: Activity at the Wuhan Institute of Virology" yang berisi tuduhan AS terhadap China.
BACA JUGA:
AS Beda Pendapat dengan WHO
Berdasarkan laporan tersebut, sebelum pandemi melumpuhkan dunia, para peneliti di laboratorium Wuhan jatuh sakit pada 2019 lalu beberapa saat sebelum Covid-19 menyebar di kota tersebut.
“Dengan gejala yang konsisten dengan Covid-19 dan penyakit umum musiman. Ini menimbulkan pertanyaan mengenai kredibilitas peneliti senior WIV, Shi Zhengli yang mengklaim ‘zero infection’ (tidak ada infeksi) di antara staf Wuhan Institut of Virology dan siswa SARS-COV-2 atau SARS terkait virus,” kata Departemen Luar Negeri AS.
Menurut laporan berjudul Fact Sheet itu, ternyata pengembangan virus corona atau Covid-19 sudah dilangsungkan beberapa tahun lalu, tepatnya mulai tahun 2016 silam. Lab Wuhan memfokuskan diri untuk meneliti virus corona internasional pasca penyerangan wabah SARS yang terjadi pada 2003.
AS menuduh Wuhan Institute of Virology tidak blak-blakan memberikan informasi penelitan terhadap virus yang serupa dengan Covid-19. Pemerintah AS juga menuduh adanya kerja sama dengan pihak militer China.